PANARAGAN – SMA Negeri 1 Tulangbawang Tengah, Kab.Tulangbawang Barat tidak mengadakan kegiatan ektrakurikuler sebagaimana biasanya seperti tahun yang lalu.� Ditiadakannya kegiatan tersebut dikarenakan tidak adanya dana pada awal tahun ajaran baru.
Memang sekolah pernah mengadakan permintaan dana kepada wali murid sesuai kebutuhan sekolah beserta untuk seragam sekolah yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan orang tua siswa. Namun hal tersebut sempat ramai di media sosial walaupun sesungguhnya permintaan sumbangan itu dibolehkan.
Hal ini sesuai dengan surat dari Kementerian Pendidikan no.82954/A-44/Hk/2017. Pada pasal 51 ayat (5) huruf c peraturan pemerintah nomor 48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan menyebutkan bahwa sumber pendanaan pendidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah berasal dari pungutan dari peserta didik atau orang tua / walinya.
Pahmi selaku Wakil Kepala Sekolah� bidang kurikulum mendampingi Sirdin Efendi, Kepala Sekolah SMA Negeri I Tulangbawang Tengah mengatakan untuk menyikapi hal ini tentu kita berharap orangtualah yang punya kemauan untuk itu.
“Tiada lain harapannya kepada orang tua siswa untuk mendukung kemauan para siswa tersebut. Tentu dengan dukungan dana. Kita nggak mau melakukan pungutan atau dengan istilah sumbangan kecuali kemauan itu muncul dari siswa ataupun orang tua mereka,” katanya.
Selanjutnya Pahmi mengatakan kemauan orang tua tersebut bisa disampaikan lewat Komite Sekolah.
“Nanti komite akan membahasnya dengan kami,” ujar Pahmi.
Aristusyah selaku Ketua Komite mengatakan selaku orang yang di percaya untuk memfasilitasi ide dari orang tua murid� tentu kami akan mensikapi hal itu dan akan mengadakan musyawarah.
“Karena berbicara ekstrakurikuler itu erat kaitannya dengan biaya dan dana. Maka akan kita sampaikan hal ini kepada para orang tua bagaimana nanti nya kita bicara di forum musyawarah yang jelas semua orang tua pasti menginginkan anak nya berprestasi,” ujar Aristusyah.
Salah satu orang tua murid yang bernama Rodiyanto orang tua dari Annisa Melani putri� (Eca) kelas X IPA 2 ketika dimintai tanggapannya� melalui sambungan telp mengatakan, “Mengenai eskul ini saya pribadi sudah menyampaikan� kepada� komite bahwa saya sangat butuh itu karena saya berpengalaman anak saya masuk SMA itu dari jalur prestasi yaitu eskul dengan� harapan nanti ke Perguruan Tingginya bisa lewat eskul lagi. Jadi akan kesulitan kita jika Eskuk itu ditiadakan.
Saya minta ke pada komite untuk mengadakan itu dan kami akan siap menanggung biaya itu,” katanya.
“Pihak sekolah tidak berani� karena takut dikatakan pungli jadi saya berharap pihak sekolah mengadakan kegiatan tersebut kami tidak� keberatan untuk biaya tersebut,” ujar Rodi.** (zai)