METRO – Diduga stres menahun, seorang pria nekat membakar sebuah rumah milik ibu kandungnya dijalan Nias, Kel. Ganjarasri, Kec. Metro Barat, Kota Metro Sabtu (6/4/2019) sore.
Pria tersebut adalah Arif Sugiarto (36). Putra ketiga Samiah (68) yang akrab disapa Mbah Samen ini nekat membakar rumah ibunya lantaran diduga menderita gangguan kejiwaan.
Saksi mata di lokasi menuturkan, kebakaran terjadi sekira pukul 16.05 WIB. Saat itu, Arif yang merupakan anak pemilik rumah mengamuk dan diduga nekat melakukan pembakaran rumah.
“Tadi pas mau hujan saya bangun tidur karena denger ada yang ngamuk. Pas saya keluar, saya kan jaga toko di depan sini, saya liat Arif ngamuk-ngamuk terus ngambilin kayu-kayu itu. Terus masuk ke rumah membakar kayu itu. Sudah saya cegah dia tidak mau. Terus saya lari cari pertolongan. Begitu saya pulang kesini api sudah besar,” terang Rono (35), tetangga korban.
Sementara itu dari keterangan kakak terduga pelaku pembakaran, pria bernama lengkap Arif Sugiarto itu telah lama mengalami gangguan kejiwaan.
“Saya posisinya itu lagi kerja. Di rumah itu cuma ada adik saya yang sakit itu, terus anak saya. Dari pagi tadi memang dia tidak ngamuk pas kita tinggal kerja adik saya itu ngamuk. Pas saya ke sini saya sudah tidak bisa nolong barang-barang saya, semuanya hangus,” ucap Linawati (46) sembari menahan tangis.
Ia mengatakan, seluruh barang berharga milik keluarganya seperti dokumen hingga sertifikat tanah lenyap dilalap api. Ia berharap peran serta pemerintah dalam memulihkan kondisi yang dialami keluarganya.
“Ada surat menyurat, dari sertifikat tanah, ijazah-ijazah punya anak saya sama ada uang sedikit. Saya enggak tau lagi harus gimana. Saya berharap ada yang bisa membantu saya. Kalau ke pemerintah saya berharap bisa ikut perhatikan saya,” pungkasnya.
Sementara itu Lurah Ganjar Asri, Anton Hartono mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait secara lisan sebagai langkah awal menindaklanjuti insiden kebakaran yang dialami warganya.
“Tindaklanjutnya nanti dari pihak kelurahan akan memberikan surat secara resmi untuk memohon bantuan kepada dinas sosial dan BPBD. Bantuan berupa material seperti pasir maupun asbes. Ya nanti tergantung yang dibutuhkan pihak korban. Untuk kerugian ini diperkirakan sekitar Rp20 juta,” tuturnya.
Anton menerangkan bahwa rumah tersebut dihuni oleh lima orang anggota keluarga. Diantaranya adalah Samiah atau yang akrab disapa Mbah Samen beserta 3 orang buah hatinya dan seorang cucu perempuannya. Satu diantara anak Mbah Samin telah lama mengalami gangguan kejiwaan.
“Iya mamang pemilik rumah ini memiliki anak yang mengalami gangguan kejiwaan. Tetapi sudah saya laporkan ke puskesmas untuk diberikan obat penenang kepada penderita gangguan kejiwaan ini,” tandasnya. (Arby)