PESAWARAN � Rismanto kembali mendapat teror. Setelah �tekanan mental� atas kedatangan dua orang mengaku polisi, pria yang bersuara lantang menentang dugaan penyalahgunaan anggaran pembangunan desa itu kembali mendapat intimadasi.

Yang teranyar, ia mendapati kebun kacangnya di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Waykhilau diacak-acak oleh orang tak dikenal. Kejadian itu terjadi ia melaporkan Kepala Desa Sugiono ke aparat berwajib.

Perjuangan Rismanto dkk mendapat pujian salah satu tokoh masyarakat pendiri Kabupaten Pesawaran Mualim Taher.

�Melaporkan permasalahan ke Polres itu sudah benar.� Hukum itu adalah panglima, nggak bisa diatur-atur. Kalau masyarakat tidak puas dalam pembangunan yang dikerjakan oleh kepala desa (Sugiono), masyarakat berhak melaporkan ke penegak hukum,” katanya, Jum’at (23/11)

Menurut Mualim, tindakan tersebut sudah sesuai prosedur, karena masyarakat merupakan penguna pembangunan tersebut.

“Kalau masyarakat yang berani melaporkan tentang permasalahan ke mapolres harusnya kita apresiasi masyarakat itu, bukan intimidasi dari pimpinan sehingga masyarakat mendapat perilaku itu,” kata dia

Dia juga berharap terhadap pimpinan pemerintah kususnya di Kabupaten pesawaran harus mengambil langkah dan tidak ada lagi masyarakat yang berani melaporkan dapat intimidasi dari pimpinan.

“Apabila laporan masyarakat itu benar, Bupati Pesawaran Dendi dapat secepatnya menuntun kepala desa (Sugiono) ke ranah hukum, khususnya Polres Pesawaran,” tegasnya.

Sementara Rismanto mengakui kebunnya diacak-acak oleh orang yang tidak dikenal. Ia menduga perbuatan itu dilakukan malam hari.

“Usai saya laporkan berapa poin permasalahan �kepala desa Tanjung Rejo Kecamatan Waykhilau Sugiono untuk pengerjaan pembangunan pada tahun 2017 ke Polres Pesawaran Senin (19/11) lalu. Tiga hari dari laporan, satu�petak tanah seluas 30 meter persegi diacak-acak oleh orang tidak dikenal,” katanya. (don)