BANDARLAMPUNG – Komitmen PT. Sugar Group Companies (SGC) memberdayakan ekonomi rakyat tak berhenti pada produksi gula semata. Kini, perusahaan raksasa tersebut menggulirkan Program Kemitraan Tebu Jangka Panjang yang dirancang untuk membangun hubungan saling menguntungkan antara perusahaan dan petani lokal di Provinsi Lampung.
Dalam kegiatan Sosialisasi Kemitraan Tebu di Balai Tiyuh Candra Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, PT. SGC mempertegas langkah mereka untuk memperluas kerja sama dengan petani di berbagai wilayah. Acara yang dihadiri perwakilan DPRD, Camat, Kepala Tiyuh, serta masyarakat petani ini merupakan titik ke-14 dari rangkaian sosialisasi di seluruh Lampung, mulai dari Tulang Bawang Barat, Tulang Bawang, hingga Lampung Tengah.
Perwakilan PT. SGC, Ir. Sulis Prapto, menjelaskan bahwa kemitraan ini hadir sebagai jawaban atas keterpurukan harga singkong yang telah lama menekan ekonomi petani. PT. SGC menawarkan solusi jangka panjang berupa pola kemitraan berbasis tebu dengan masa kerja sama selama 10 tahun, memberikan kepastian pasar serta stabilitas pendapatan bagi petani.
“Melalui program ini, kami ingin membuka peluang baru bagi petani agar mereka memiliki penghasilan yang lebih stabil dan berkelanjutan,” ujarnya.
Selain menjamin pemasaran hasil panen, PT. SGC juga menyediakan pelatihan teknis dan pendampingan penuh, mulai dari penanaman, perawatan, hingga pengelolaan hasil panen.
Dengan satu kali tanam yang bisa menghasilkan 3 hingga 4 kali panen, tebu dinilai lebih efisien dan ekonomis dibandingkan komoditas lain. Ditambah lagi, kondisi iklim dan tanah Lampung sangat ideal untuk budidaya tebu.
Dalam skema kemitraan ini, petani bertugas menyiapkan lahan, menanam, hingga memanen, sementara hasil panen akan disalurkan ke pabrik SGC sesuai kesepakatan. Pola tersebut diyakini dapat menciptakan ekosistem pertanian yang tangguh dan berorientasi pada kesejahteraan jangka panjang.
Wakil Bupati Tulang Bawang Barat, Nadirsyah, turut mengapresiasi langkah PT. SGC. Ia menilai kemitraan tebu ini bukan hanya menjanjikan bagi petani. Tetapi juga menjadi solusi nyata terhadap fluktuasi harga singkong yang sering kali membuat petani merugi.
“Program ini adalah peluang emas. Kami berharap masyarakat bisa memanfaatkannya sebaik mungkin,” ucapnya.
Pemerintah daerah pun berkomitmen untuk mendukung dan memperluas sinergi antara petani dan PT. SGC, agar manfaat program ini menjangkau lebih banyak masyarakat. Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, SGC menegaskan tekadnya menjadikan Lampung sebagai lumbung tebu nasional sekaligus motor penggerak ekonomi masyarakat daerah.(rls/net)
		

















