LAMPUNG – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung kembali menegaskan komitmennya meningkatkan kompetensi jurnalis dengan menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ke-37 di Balai Wartawan Hi. Sofian Akhmad, Kamis (11/12/2025). Sebanyak 30 peserta mengikuti ujian dari jenjang Muda, Madya, hingga Utama.
UKW kali ini mendapat dukungan penuh dari Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), mitra yang selama ini turut mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia bidang jurnalistik di Lampung.
Ketua PWI Lampung, Wirahadikusumah, menyampaikan bahwa sejak pertama kali dilaksanakan pada 2010, PWI Lampung telah menggelar UKW sebanyak 37 kali sebagai bagian dari upaya meningkatkan profesionalisme insan pers di daerah.
“UKW kali ini bekerja sama dengan PHE OSES. Selama ini mereka sangat peduli terhadap peningkatan kualitas wartawan. Bahkan pada UKW 2024 lalu yang digelar di Lampung Timur, dukungan juga mereka berikan,” ujarnya.
Di hadapan peserta, Wira juga menyoroti perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) yang kini semakin akrab dalam aktivitas media. Namun ia menegaskan bahwa teknologi tidak akan menggantikan peran utama wartawan.
“AI tidak punya emosi, tidak punya rasa kemanusiaan. Penulisan berita tetap harus dilakukan wartawan, melalui verifikasi dan konfirmasi untuk menghasilkan berita yang akurat dan berimbang,” kata Wira.
Ia optimistis seluruh peserta dapat melalui uji kompetensi dengan baik karena materi yang diuji merupakan praktik kerja jurnalis sehari-hari.
Dukungan serupa disampaikan Manager Subsurface Development Area 2 PHE OSES, Doni Hidayat, yang menegaskan komitmen perusahaan untuk terus bersinergi dengan PWI Lampung dalam meningkatkan mutu pendidikan wartawan.
“Melalui UKW ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara,” ujarnya.
Wakil Sekretaris Jenderal II PWI Pusat, Dr. Iskandar Zulkarnain, turut menekankan bahwa UKW adalah bentuk komitmen PWI menjaga profesionalitas dan integritas pers nasional. Menurutnya, inti dari uji kompetensi adalah memastikan setiap wartawan memegang teguh etika dan keberagaman.
“Kata akhir dari uji kompetensi adalah integritas, bahwa kita adalah jurnalis yang setia pada profesi, bangsa, negara, sekaligus menjunjung keberagaman,” tuturnya.
Iskandar juga mengingatkan peserta untuk mengerjakan seluruh materi secara mandiri tanpa bergantung pada teknologi.
“AI hari ini adalah rujukan, bukan hasil akhir. Tetap harus diverifikasi dan dipastikan kebenarannya. Itulah yang membedakan rangkuman AI dengan karya jurnalistik,” tegasnya.
Pelaksanaan UKW ke-37 ini diharapkan mampu melahirkan jurnalis-jurnalis profesional yang siap menjawab tantangan industri media di era digital. (*)



















