BANDARLAMPUNG – Badan Pimpinan Pusat (BPP) Perkumpulan Konvensi Advisor Indonesia Maju (BPP-PKAIM) berharap Polda Lampung dapat membongkar kasus meninggalnya FWK, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila) Tahun 2024. FWK, meninggal dunia karena diduga mengalami kekerasan saat mengikuti pendidikan dasar (diksar) organisasi kemahasiswa (ormawa) di FEB Unila.

“Semoga Polda Lampung, dapat mengungkap kasus ini dengan bergerak cepat mencari saksi dan alat bukti lainnya. Masyarakat Lampung sangat menunggu keseriusan Polda Lampung untuk segera menetapkan semua pihak yang terlibat sebagai tersangka,” ujar Ketua Umum BPP PKAIM, H. Nuryadin S.H., Senin, 2 Juni 2025.

Menurut H. Nuryadin, kasus kekerasan seperti ini tidak boleh terjadi lagi. Karenanya para pelakunya harus diberikan hukuman setimpal  dan seadil adilnya. Tujuannya agar ada efek jera dan dan tidak terulang kembali di tahun mendatang.

“Untuk semua pihak harus diusut. Termasuk pihak Dekanat FEB Unila yang memberikan izin sehingga kegiatan diksar itu dapat berjalan. Jika memang ditemukan adanya kelalaian, dan tidak dilakukan pengawasan, maka mereka pun dapat dimintakan pertanggungjawaban,” pungkas H. Nuryadin.

Tim Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Lampung sendiri telah merespon kasus meninggalnya FWK. Saat ini tim yang bertugas menyelidiki dan menyidik kasus kejahatan dengan kekerasan, termasuk kasus pembunuhan ini telah turun ke lapangan. Tak hanya itu tim telah melakukan serangkaian pemeriksaan berbagai pihak. Antara lain, pihak keluarga, rekan korban hingga perwakilan kampus FEB Unila.

Sementara itu, hari ini, Selasa, 3 Mei 2025, Wirna Wani, ibu almarhum FWK, secara resmi telah melaporkan kasus dugaan kekerasan yang menyebabkan kematian putranya ke Polda Lampung. Laporan itu tercatat dengan nomor STTLP/B/384/VI/2025/SPKT/Polda Lampung.

Seperti diketahui PWK meninggal dunia pada 28 April 2025. Keluarga menilai kematiannya diduga karena adanya kekerasan yang dialami FWK. Yakni saat mengikuti kegiatan diksar organisasi Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel) di kawasan Gunung Betung, Kabupaten Pesawaran beberapa waktu yang lalu.(red)