Ketua Persambi Lampung Asril Isnur (baju kuning) setia mendampingi anak asuhnya di PON Beladiri Kudus 2025

MENCARI bibit untuk atlet Judo dan Sambo itu tidaklah mudah. Begitu kata Ketua Persambi Lampung, Asril Isnur.

Judo dan Sambo bukan kategori olahraga menarik. Tak ada unsur keindahan. Bahkan lebih cenderung beresiko pada fisik.

“Karena faktor-faktor inilah membuat olahraga beladiri ini kurang peminat,” kata pria yang kini menjabat Kabag Log Polres Metro ini.

“Bahkan ada yang bilang Sambo atau Judo ini tidak bisa untuk beladiri. Saya bilang, kata siapa? Sambo atau judo ini justru bisa bikin orang masuk rumah sakit atau kuburan,” katanya.

Di Lampung, kata Asril, mereka yang justru tertarik ikut beladiri Sambo atau Judo Kebanyakan dari kalangan tak mampu.

“Mungkin sekitar 60 persen (dari kalangan tak mampu). Saya justru support karena saya juga dulunya dari orang tak mampu,” kata mantan atlet pelatnas era 90-an ini.

Nah, jika anak sudah tertarik. Kata Asril, dia akan berupaya membuat anak jadi betah menekuni beladiri ini. Sekuatnya membantu mereka mewujudkan mimpi menjadi atlet yang mengharumkan nama daerah.

Tapi, kata dia, tidak cukup kemauan anak saja. Menurut dia, peranan orangtua sangat besar dalam pembibitan atlet.

“Di padepokan Seishin Judoka Club di Metro itu, anak-anak yang mau ikut (berlatih) rumahnya jauh-jauh. Bahkan ada yang belasan kilo (meter) rumahnya (dari padepokan). Kalau tidak sungguh-sungguh, ya pasti hilang sendiri,” ujarnya.

Dua atlet Sambo Lampung usai pengalungan medali di PON Beladiri I Kudus 2025

Tuhan Bantu Saya dari Judo”

Asril Isnur merupakan mantan atlet Pelatnas Judo tahun 90-an. Ia seangkatan dengan atlet juara nasional dan internasional, Krisna Bayu dan Maruli Simanjuntak.

Sepanjang jadi atlet Judo, ia lima kali meraih medali di lima PON yang berbeda. Dua perak dan tiga perunggu.

Olahraga ini juga yang membantunya masuk jadi anggota Polri sekitar tahun 1991/1992.

“Sewaktu muda, saya tiga kali daftar Polri, semuanya gagal. Daftar TNI, hampir masuk. Tapi (terpaksa) ditinggal karena dipanggil Pelatnas. Alhamdulillah, saya kemudian dapat kemudahan karena prestasi di Judo dan akhirnya diterima masuk menjadi anggota Bintara Polri,” ucap bapak tiga anak ini.

Asril bersyukur olahraga yang dulu ditekuninya dengan bersusah-susah ternyata memberi banyak kemudahan.

Salah satu contohnya adalah ketika ia bisa sekolah Perwira Polri tahun 2005, sebagai hadiah Kapolda Lampung saat itu, Brigjen Pol. Rasyid Ridho setelah ia berhasil menjadi finalis PON Palembang 2004.

“Banyak saya dapat kemudahan dari Judo ini. Tuhan membantu saya dari Judo,” katanya. (safwanto)