BANDAR LAMPUNG � Masih banyak masyarakat Lampung yang menolak ikut program vaksin. Salah satu alasannya adalah rasa takut dan tak percaya dengan keampuhan vaksin.
Begitu hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung pada 13-20 Juli 2021 terhadap 1.629 responden yang belum divaksinasi.
BPS Lampung mengungkap, masyarakat Lampung menolak divaksin dengan berbagai alasan, mulai dari takut efek sampingnya hingga tidak percaya efektivitas vaksin tersebut.
Dari 1.629 responden, sebanyak 26 persen responden laki-laki beralasan tidak percaya efektivitas vaksin atau takut efek sampingnya.
“Sementara responden perempuan yang takut divaksin atau tidak percaya efektivitas vaksin ada 17,88 persen,” kata Koordinator Fungsi Nerwilis Nurul Andriana mewakili Kepala BPS Lampung Faizal Anwar dalam siaran pers BPS Lampung, Kamis (5/8/2021).
Lalu sisanya 74 persen responden laki-laki belum vaksin karena belum ada kesempatan atau alasan lainnya dan juga 82,12 persen responden perempuan memilih alasan serupa.
Selain itu, BPS juga mengambil data dari 2.334 responden yang sudah melakukan vaksin. Dari jumlah itu, dua pertiga responden menyatakan mau divaksin atas kesadaran pribadi untuk pencegahan Covid-19.
“Alasan lainnya sebanyak 26,11 persen responden perempuan divaksin karena diwajibkan pemerintah, atasan atau tempatnya bekerja,” ujarnya.
Sementara ada 27,71 persen responden laki-laki yang juga memiliki alasan sama, dimana melakukan vaksin karena kewajiban dari pemerintah, kantor, atau atasan.
“Hanya berada di bawah 5 persen baik responden laki-laki maupun perempuan yang melakukan vaksin atas rekomendasi tenaga kesehatan,” imbuh Nurul.
Untuk tingkat kepatuhan responden dalam melaksanakan protokol kesehatan (prokes) berdasarkan status vaksinasi, menunjukkan responden yang sudah divaksin cenderung lebih tertib prokes daripada yang belum vaksin.
“Dari hasil survei, yang sudah divaksin ternyata lebih patuh prokes dibandingkan mereka yang belum menjalani vaksinasi,” tandasnya. (tbc)