BANDAR LAMPUNG – Berita berjudul Cawagub Herman Drop, Takut ‘Kalah Roh’ dengan Bunda Eva yang dimuat di website be1lampung.com menuai banyak komentar dari netizen. Ada yang mendukung namun tak sedikit juga yang mencela.
Misalnya postingan akun facebook atas nama Tin Hakim yang memberi saran agar calon yang ingin mendampingi Herman HN dalam Pilgub 2018 mendatang untuk banyak berpikir. “Fikir-fikir dulu sebelum menyesal kemudian,” tulisnya. Ia kemudian menambahkan,” Jangan sampai terulang lagi yang ketiga kali Ny yaaa.”
Komentar berbeda dikatakan Pipit Sukesti yang menilai kalah menang dalam Pilkada adalah sesuatu yang lumrah. “Kalau takut kalah, jangan nyalon.”
Di lain sisi, ada juga akun yang malah memuji kecantikan fisik Eva Dwiana, isteri Herman HN. “Cantiknya bunda.”
Sebelumnya, beberapa sumber di PDIP mengatakan, beberapa calon yang disodorkan PDIP untuk mendampingi Herman HN, sesungguhnya dibuat ‘deg-degan’. Konon, mereka agak ‘ngedrop’ dan tak ingin akan mengalami nasib serupa dengan Tobroni Harun dan Yusuf Kohar jika nantinya memenangi Pilgub 2018.
Faktanya, Herman HN memang selalu tidak harmonis dengan para wakilnya. Tengok saja bagaimana Tobroni Harun-Herman HN yang kerap tidak sejalan pada pemerintahan Pemkot Bandar Lampung periode lalu. Kemudian saat ini, ketika Yusuf Kohar juga terang-terangan ‘senewen’ dengan Walikotanya sendiri.
“Sudah keluar duit banyak (dalam Pilkada), nanti pas menang dan jadi wakil, ‘dikunci’ sama Pak Herman. Kalah ‘roh’ sama Bunda Eva,” kata seorang sumber seraya mewanti-wanti namanya tidak dikorankan.
Sementara bakal calon gubenur (Cagub) Lampung, Herman HN, masih ‘emoh’ mengungkap empat nama calon yang digadang-gadang akan menjadi wakilnya di Pilgub 2018 mendatang.
“Saya gak bisa sebut inisialnya. (Tunggu saja), Pertengahan November akan diumumkan,” ungkap Herman HN, dalam acara Gerakan Sadar Pemilu Pilkada Serentak tahun 2018 di Lapangan Way Dadi Sukarame, Minggu (29/10).
Herman mengatakan, saat ini yang dia butuhkan adalah wakil yang bisa bersatu untuk membangun Lampung yang lebih baik.
“Jangan gubernur ke kanan, wakil ke kiri. Wakil itu memewakili pada gubenur. Jadi harus bersama-sama,” sebutnya. (yes)