Kontestasi pemilihan Rektor IAIN Metro yang dimulai sejak bulan Oktober tahun lalu berakhir sudah. Selasa (02/03) menjadi hari bersejarah bagi seorang Dr. Hj. Nurjanah, �M. Ag., PIA khususnya dan bagi keluarga besar IAIN Metro pada umumnya dengan dilantiknya mantan Kepala SPI �semacam lembaga Inspektorat kampus– itu sebagai Rektor Periode 2021-2025. Pelantikan yang menyudahi teka-teki dan dan dinamika yang berlangsung selama hampir kurun waktu setengah tahun proses pemilihan. Di mana sepuluh kandidat putera-puteri terbaik bersaing �memperebutkan� jabatan paling bergengsi dalam perguruan tinggi ini.
Ibarat quotes �Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya�, inilah momentum terbaik �bagi Rektor baru untuk membuktikan kapasitas dan kapabilitas manajerialnya dalam menahkodai satu-satunya kampus negeri di Kota Metro ini. Tentu �secara teori dan praktik, hal ini bukanlah tugas yang ringan, karena tantangan yaang dihadapi Kampus yang belum lama �bermetamorfosa dari STAIN KE IAIN ini semakin tinggi terutama di era pandemi. Tak bisa dipungkiri, Pendidikan adalah salah satu sektor yang cukup terdampak akibat wabah yang telah lebih satu tahun melanda dunia : Covid 19. Di mana pola-pola pembelajaran konvensional �untuk sekedar menyebutkan salah satu contoh– menjadi tidak relevan, tetapi kultur dan behaviour seluruh stakeholder kependidikan belum sepenuhnya mendukung ke arah itu.� Belum lagi kendala dalam konteks SDM maupun sarpras dan lain-lain.
Untuk itu, mau tidak mau, IAIN Metro harus membangun sinergisme, komunikasi dan kerjasama yang ekstraordinary dengan mitra-mitra strategis �di luar kampus seperti Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota (utamanya Kota Metro dan Kabupaten Lampung Timur), BUMN/BUMD, perusahaan swasta nasional/multinasional, UMKM dan lain sebagainya.� Juga tak kalah penting mengoptimalkan �pemberdayaan (empowerment) alumni yang sudah tersebar di mana-mana yang memiliki potensi besar sebagai entry point menuju pengembangan networking ekonomi sosial kampus. Komunikasi dan kolaborasi yang efektif dengan mitra strategis itu diharapkan akan melahirkan partisipasi aktif dan public supporting yang memudahkan realisasi konsep link and macht perguruan tinggi. Melalui skema dana hibah daerah atau Corporate Social Responsibility (CSR) �sebagai contoh–, diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi kebuntuan pendanaan APBN/SBSN yang terbatas sekaligus ajang aktualisasi civitas akademika dalam menunjang implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Konsep ideal di atas bisa dicapai melalui kepemimpinan yang mengedepankan team work yang kuat. Belajar dari Ittera, –Institut Teknologi Sumatera�misalnya, �yang dalam kurun waktu tidak terlalu lama mampu bergeliat dan keluar dari nama besar ITB maupun ITS. �Apakah karena dana yang melimpah? Atau karena dukungan politik yang kuat? Tidak juga.� Bahkan di awal, pembangunan kampus ini sempat macet karena adanya �wanprestasi� dari beberapa Pemerintah Provinsi di pulau Sumatera yang pada awalnya berkomitmen dalam bidang pendanaan. ��Tapi, kendala-kendala di atas mampu diatasi oleh manajemen Ittera dengan membangun comunication approach dengan beragam pemangku kepentingan dan hasilnya kini Ittera mampu berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan kampus-kampus ternama lainnya di Indonesia.
Akhirnya, kita berharap,� �Tugas Tambahan� sekaligus amanah besar yang berada di pundak Rektor baru, mampu diemban secara optimal dengan berperan sebagai Dirijen yang ���memimpin orkestrasi intelektual kampus sekaligus membawa IAIN Metro menjadi mercusuar ilmu pengetahuan sains dan teknologi tidak hanya di lingkup �domisili�. Kini saatnya merubah paradigma yang berkembang di sebagian masyarakat bahwa kampus IAIN adalah �Sertifikat hak milik� warga Kota Metro dan atau Lampung Timur, hanya karena letak geografisnya yang berada di dua wilayah itu. Untuk itu diperlukan upaya ekstra �dibawah koordinasi Alumni Pondok Pesantren Ngabar Ponorogo ini– untuk meningkatkan indeks persepsi publik dan tingkat acceptance IAIN Metro hingga mampu survive ke level yang lebih luas dengan sebisa mungkin �memaksimalkan kontribusi akademik dan �mewarnai percaturan ilmiah pada skala nasional, regional, bahkan ke tingkat global.
Bersama kita bisa. Kita bisa karena bersama-sama.
Sekali lagi, Ahlan Wa Sahlan: Selamat Datang Rektor Baru!
(*Staf Pascasarjana IAIN Metro)