JAKARTA – Massa aksi bela Palestina terlibat bentrok dengan salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) di Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut). Bentrokan itu membuat pihak kepolisian memperketat pengamanan hingga menetapkan status siaga satu.
Kapolres Bitung AKBP Tommy Bambang Souissa mengatakan kronologi insiden tersebut berawal saat salah satu ormas merayakan HUT ke-12 di wilayah GOR Dua Saudara, Bitung, Sabtu (25/11) sore. Tommy menyebut acara HUT itu telah memperoleh izin dari pihaknya.
“Awal mulanya itu dari salah satu LSM yaitu masyarakat adat yang melaksanakan HUT yang ke-12 yang dilaksanakan di GOR Dua Saudara, itu dengan tema kedaulatan pangan dan kebangkitan ekonomi lokal,” kata AKBP Tommy, Minggu (26/11).
“Itu HUT yang ke-12 dan telah mendapatkan izin resmi baik dari Kesbangpol baik dari kepolisian untuk kegiatan itu, karena untuk kebudayaan,” sambungnya.
Tak lama kemudian, massa aksi bela Palestina melintas di lokasi. Hingga akhirnya diduga terjadi kesalahpahaman berujung bentrokan.
“Mungkin dari video yang sudah dilihat adanya aksi dari LSM tertentu terkait dengan kemanusiaan, terkait dengan peristiwa di Gaza sehingga ada beberapa spontanitas (bentrokan)” katanya.
Namun Tommy mengaku belum bisa merinci terkait motif bentrokan. Dia mengatakan pihaknya masih terus mendalami.
“Saya belum tau sampai ke situ, aksi kejar-kejaran motif saya belum tau, masih kami dalami lah,” katanya.
Sebelumnya beredar video warganet memperlihatkan sekelompok diduga ormas Adat Manguni yang pro Israel aniaya massa pro Palestina di Kota Bitung.
Massa pro Palestina mendapat perlakuan tidak menyenangkan selama menyuarakan aksi bela Palestina.
Sekelompok ormas Adat Manguni diduga melakukan penyerangan ke arah massa pro Palestina.
Bahkan beredar sebuah video amatir warganet memperlihatkan seorang pria dari kubu pro Palestina tak berdaya mendapat penganiayaan.
Dari video itu, pelaku penganiayaan diduga dilakukan kelompok ormas Adat Manguni. Mereka bahkan membawa bendera Israel.
Tak disebutkan apakah korban jiwa itu dari kubu massa pro Palestina atau sebaliknya.
“Terjadi kerusuhan antara pendukung isr43l dan Palestina di Kota Bitung Sulawesi Utara sudah ada korban jiwa,” tulis seorang netizen.
Video amatir warga juga sempat memperlihatkan seorang pria berlari sembari membawa bendera Israel.
Warga sekitar pun dibuat parno. Namun tetap mereka tetap berusaha mengabadikan momen anarkis itu untuk memviralkannya.
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dewan Pertimbangan KH. Muhyiddin Junaidi meminta kepolisian bertindak tegas.
“Pihak kepolisian harus tegas mengambil tindakan hukum kepada para pelaku tindak kekerasan,” tegasnya.
Kelompok massa pro Israel yang lakukan penyerangan dinilainya sebagai biang permasalahan.
Ia menyebut kelompok ormas Adat Manguni sangat intoleran dan anti demokrasi. Mereka pemecah belah.
“Mereka sesungguhnya adalah trouble makers, intoleran, pemecah belah kesatuan dan anti demokrasi,” ujarnya dalam keterangan pers.
Selain mengutuk serangan kelompok tersebut terhadap massa pro Palestina, ia berharap umat Islam tidak terpancing.
“Kepada ummat Islam diimbau agar tak terpancing oleh propaganda murahan sekelompok agen Zionis,” tegasnya.
Ia menyarankan agar melakukan perlawanan melalui jalur hukum.
“Gunakan jalur hukum untuk menghentikan aksi premanisme dan provokatif tersebut,” saran Muhyiddin. (cnn/net)