METRO – Komunitas Milenial Lampung (KML) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Lampung berdiskusi membicarakan Hoax. Itu terlihat dalam kegiatan talk show bertema Tolak Hoax dan Ujaran Kebencian demi Kemajuan Lampung untuk Pembangunan Nasional yang Berkelanjutan, bertempat di Lembah Dempo Cafe & resto, Selasa (19/2/2019).

Ketua Komunitas Milenial Lampung Ruzi Setiawan mengatakan, dikusi Ngopi atau yang mereka sebut Ngobrol Pembangunan Indonesia itu digawangi oleh KML dan menghadirkan puluhan pemuda dari berbagai daerah di Lampung.

“Kegitan kita ini adalah diskusi Ngobrol Pembangunan Indonesia atau biasa kita sebut Ngopi. Sebetulnya keberadaan kami untuk menjawab tantangan zaman, hari ini kita dihadapkan teknologi yang luar biasa terus informasi di media masa sangat luas beredar, kita sebagai penerus bangsa ketika bangsa ini tidak kita jaga dengan nilai-nilai positif saya pikir kita akan kehilangan sebuah marwah kebangsaan versi milenial begitu,” ucapnya.

Menurutnya, kalangan milenial telah banyak mengkonsumsi Hoax melalui sosial media yang beredar di Indonesia dengan sangat pesat. Dalam kegiatan yang merupakan kali ke Tiga digelar di Bumi Sai Wawai itu dirinya membeberkan capaian Pemerintah yang harus diapresiasi.

“Sebetulnya sangat disayangkan, mohon maaf saya sampaikan bukan berarti kampanye juga ya, bahwa pemerintahan hari ini kan sebetulnya sudah berupaya keras menunjukan kinerjanya untuk kemajuan bangsa ini. Ketika kita lihat, khususnya di lampung ini kemajuan ini sangat pesat dan luar biasa. Artinya, ini kan menjadi tolak ukur kita untuk menyampaikan informasi yang baik dan benar,” ujarnya.

Ruzi juga menyebut, berita hoax disebabkan oleh bahasa-bahasa yang tidak baik sehingga generasi aktif pengguna sosial media yang kerap menjadi sasaran empuk para buzzer hoax dan ujaran kebencian di dunia maya melalui berbagai modus dan strategi yang halus penuh tipu.

“Bahasa-bahasa yang tidak baik sehingga itu menimbulkan berita-berita bohong, dan ini merupakan peran kaum milenial untuk memerangi itu,” pungkasnya.

Sementara itu Koordinator Divisi Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga Bawaslu Provinsi Lampung Muhammad Teguh mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh KML.

“Kalo melihat proses kegiatannya terus materi penyampaiannya saya yakin sangat positif. Karena disini untuk membekali peserta yang rata-rata masih remaja, bagaimana remaja itu bisa menggunakan teknologi dengan sedemikian rupa untuk hal-hal yang lebih positif,” Kata Dia.

Ia mengaku dalam materinya hanya menyampaikan sejarah pemilihan umum (Pemilu) di Negara Republik Indonesia.

“Karena saya dari bawaslu, melihat anak-anak yang masih remaja ini ya saya menyampaikan sejarah kepemiluan di Indonesia dan bagaimana proses memilih dari masa ke masa,” terangnya.

Pria yang akrab disapa teguh itu juga berharap agar KML dapat terus menggelar kegiatan diskusi yang sifatnya membangun demi terciptanya generasi milenial yang baik dan berkemajuan.

“Kita sebagai warga negara harus bisa menyimak dan menyaring setiap informasi yang kita terima. Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini, yang penting penyampaian materinya ke arah yang positif dan bukan Hoax,” tandasnya.

Dari pantauan awak media, selain Muhammad Teguh dalam kegiatan tersebut juga terlihat sejumlah pemateri. Diantaranya, Diana Ambarwati M.Esy yang merupakan Dosen IAIN Metro, dan Wakil Ketua pengurus GP Ansor Provinsi Lampung Akmal Fatoni serta dipandu moderator Galih Pangestu yang merupakan Aktivis Mahasiswa di Kota Metro.

Usai kegiatan diskusi tersebut, baik peserta, pembicara dan pelaksanaan kegiatan secara bersamaan mendeklarasikan diri menolak Hoax dan Ujaran Kebencian. (Arby)