JAKARTA – Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) Agus Priyono menyinggung dua persoalan besar yang menghambat terwujudnya cita-cita kemerdekaan.
�Dua persoalan besar ini, soal kesenjangan ekonomi dan ancaman terhadap persatuan nasional, yang menghambat bangsa ini pada cita-cita kemerdekaan,� katanya di Pembukaan Kongres Aksi Perempuan Indonesia (API) Kartini di Wisma PKBI, Jakarta Selatan, pekan lalu.
Dia merujuk pada data Oxfam yang menyebut bahwa 1 persen penduduk terkaya menguasai hampir 50 persen dari aset dan kekayaan nasional.
Sedangkan laporan Credit Suisse, pada 2017, menyebut 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 49,3 persen kekayaan nasional.
�Akibat kesenjangan itu, kebahagian hanya dinikmati segelintir orang lain. Sementara mayoritas belum menikmati kesejahteraan dan kebahagiaan,� terangnya.
Di sisi lain, lanjut dia, sejak Pemilu Presiden tahun 2014, bangsa Indonesia terpolarisasi dalam politik kebencian yang mengancam persatuan nasional.
�Persatuan nasional kita sedang diuji. Sebentar lagi ada Pilkada dan Pemilu 2019,� ujarnya.
Selanjutnya, Agus mengajak API Kartini turut terlibat dalam mengatasi dua persoalan tersebut. Sebab, tegak dan majunya bangsa ini antara lain terletak di tangan perempuan.
�Organisasi perempuan harus bergandengan tangan dengan organisasi rakyat lainnya dalam perjuangan memujudkan masyarakat adil dan makmur,� tegasnya.
Dia berpesan agar organisasi perempuan yang lahir pada Desember 2014 ini bisa menjadi obor yang menerangi perjuangan rakyat Indonesia.
�Hei, API Kartini, nyalakan obor dalam jiwamu, untuk menerangi kaum perempuan dan bangsa Indonesia. Nyalakan api perjuanganmu untuk merebut kesejahteraan,� serunya.
Kongres I API Kartini digelar di Wisma PKBI, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kongres ini dihadiri oleh perwakilan struktur dan jaringan API Kartini dari 20 Provinsi di Indonesia.(net)