STATMENT Bakal Calon Gubenur (Cagub) Lampung, Herman HN yang masih enggan untuk mengungkap empat nama calon yang digadang-gadang akan menjadi wakilnya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018 mendatang, agaknya patut dicermati. Saat acara Gerakan Sadar Pemilu Pilkada Serentak tahun 2018 di Lapangan Way Dadi Sukarame, Minggu (29/10) lalu, Herman HN waktu itu berjanji akan mengungkap nama-nama tersebut pada pertengahan bulan November untuk diumumkan. Namun meski bulan November segera beralih ke bulan Desember, hingga kini nama-nama wakil tersebut tak juga disampaikan Herman HN kepublik.
Awalnya Herman HN mengaku membutuhkan wakil yang bisa bersatu untuk membangun Lampung yang lebih baik. �Jangan gubernur ke kanan, wakil ke kiri. Wakil itu memewakili pada gubenur. Jadi harus bersama-sama,� sebutnya.
Sayangnya bukan persoalan mudah untuk Herman HN dalam mencari wakil yang diinginkannya. Diakui atau tidak, pernyataan Herman HN ini semakin membuat �ciut� calon pendamping. Faktanya, Herman HN memang selalu tidak harmonis dengan para wakilnya. Tengok saja bagaimana Tobroni Harun-Herman HN yang kerap tidak sejalan pada pemerintahan Pemkot Bandar Lampung periode lalu.
Kemudian saat ini, ketika Yusuf Kohar juga terang-terangan �senewen� dan uring-uringan dengan Walikotanya sendiri. Bahkan terkadang �pertengkaran� keduanya sampai mencuat di publik sehingga menjadi santapan para kuli tinta.
Beberapa sumber di PDI-Perjuangan mengakui beberapa calon yang disebut akan mendampingi Herman HN, memang dibuat �deg-degan�. Konon, mereka agak �ngedrop� dan tak ingin akan mengalami nasib serupa dengan Tobroni Harun dan Yusuf Kohar jika nantinya memenangi Pilgub 2018. Sudah keluar duit banyak (dalam Pilkada), nanti pas menang dan jadi wakil, �dikunci� sama Pak Herman. Kalah �roh� sama Bunda Eva,� kata seorang sumber seraya mewanti-wanti namanya tidak dikorankan.
Karenanya sudah menjadi keharusan bagi Herman HN dan timnya untuk merubah �stigma� miring tersebut. Ini dalam rangka menjawab keraguan. Sebagaimana dalam postingan akun facebook atas nama Tin Hakim yang memberi saran agar calon yang ingin mendampingi Herman HN dalam Pilgub 2018 mendatang untuk banyak berpikir. �Pikir-pikir dulu sebelum menyesal kemudian. Jangan sampai terulang lagi yang ketiga kalinya.
Sebab jika masalah problematika wakil Herman HN ini terus didiamkan, diakui atau tidak, hal tersebut bisa menggerus tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sosok Walikota Bandarlampung dua periode tersebut. Bagaimana ingin �akur� dengan jajarannya atau rakyatnya, jika dengan wakilnya sendirinya selalu �berselisih�. Semoga hal ini tidak terjadi.(wassalam)