MEMBACA berita online serta salahsatu Surat Kabar Harian (SKH) yang mengaku terbesar di Lampung, membuat hati saya terenyuh. Tak tanggung-tanggung isinya menceritakan gaya kepemimpinan Bupati Lampung Tengah (Lamteng), Mustafa yang juga digadang-gadang sebagai Calon Gubernur (Cagub) Lampung periode 2019-2024, yang dinilai mirip Khalifah Umar Bin Khattab.
Saya pun langsung takjub dan spontan bergumam WOW, seraya bertanya di dalam hati. Mengapa saya sampai tidak mengetahui bahwa di Lampung ternyata ada sosok Mustafa yang kepemimpinan menurut berita tersebut mirip dengan Khalifah Umar Bin Khattab.
Jujur mendengar nama Khalifah Umar Bin Khattab, bibir saya gemetar. Membaca kisahnya hati saya menangis. Sebab beliau merupakan pemimpin adil, bijaksana, tegas, disegani, dan selalu memperhatikan urusan umatnya. Pemimpin yang menegakkan ketauhidan dan keimanan, merobohkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan sunnah dan mematikan bid�ah. Pemimpin paling baik dan berilmu tentang al Qur�an dan as-Sunnah setelah Khalifah Abu Bakar.
Bicara sosok kepemimpinannya, tak seorangpun ragu. Tokoh besar setelah Rasulullah dan Abu Bakar. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan Islam bertambah luas. Beliau berhasil menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
Selain pemberani, Umar bin Khattab seorang cerdas. Dalam masalah ilmu diriwayatkan oleh Al Hakim dan Thabrani dari Ibnu Mas�ud berkata, �Seandainya ilmu Umar bin Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan lain, niscaya ilmu Umar bin Khattab lebih berat dibandingkan ilmu mereka.
Mayoritas sahabat berpendapat Umar bin Khattab menguasai 9 dari 10 ilmu. Dengan kecerdasannya beliau menelurkan konsep baru. Seperti menghimpun Al Qur�an bentuk mushaf, menetapkan tahun Hijriyah sebagai kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul Maal) dan menyatukan orang-orang shalat sunah Tarawih dengan satu imam. Lalu menciptakan lembaga peradilan, membentuk lembaga perkantoran, membangun balai pengobatan, mencetak mata uang dirham, audit para pejabat serta pegawai dan juga konsep lain.
Namun begitu, beliau tidak menjadi congkak dan tinggi hati. Justru semakin zuhud dan wara. Beliau pemimpin yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang. Pemimpin arif, bijaksana dan adil mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup kekurangan demi menjaga kepercayaan warga tentang pengelolaan kekayaan negara. Pemimpin yang sering terlambat salat Jum�at hanya menunggu bajunya kering, karena hanya mempunyai dua helai baju.
Inilah sosok kekhusukan pemimpin yang taat beribadat dan ketekunan orang berbakti. Keadilan seorang pemimpin dan kezuhudan orang berkuasa. Kekuatan orang rendah hati dan bertaqwa. Serta kelembutan orang yang keras dan tegas serta gagah perkasa.
Lalu benarkah Mustafa sudah mirip Khalifah Umar Bin Khattab RA ? Pemimpin yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang. Pemimpin arif, bijaksana dan adil mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan rela keluarganya hidup kekurangan demi menjaga kepercayaan warga tentang pengelolaan kekayaan negara ? Tentunya dalam menjawab pertanyaan ini hanya hati kecil Mustafa dan Allah SWT yang mengetahui.
Yang pasti pada kesempatan ini saya hanya menghimbau kita semua, baik itu ulama, wartawan, juru kampanye, pejabat pemerintah atau siapapun pangkat dan kedudukannya, jangan berlebihan saat memuji. Gunakan akal sehat. Jangan karena gelap mata atau lantaran mendapat �imbalan� tertentu hingga kehilangan rasionalitas dan sikap waras dengan berani melontarkan �ketidakbenaran�.
Karena bagaimanapun, sosok Khalifah Umar Bin Khattab adalah sosok tokoh yang sangat di kagumi. Jangankan untuk disamakan dengan sikap dan perilaku beliau, andainya saya dinilai mirip dengan �kotoran� beliau pun, saya akan ikhlas dan sangat menerima. (wassalam)