MENGAMATI riak-riak di tubuh DPD PDI-Perjuangan (PDI-P) Provinsi Lampung menyusul ditetapkan Sudin, S.E., sebagai Ketua DPD PDI-P Lampung, menimbulkan keasyikan sekaligus kekhawatiran tersendiri. Terutama melihat mundurnya Hj. Syafariah Widianti atau yang lebih dikenal dengan panggilan Atu Ayi. Kakak kandung mantan Gubernur Lampung sekaligus mantan Ketua DPD PDI-P Lampung Sjachroedin ZP menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak DPD PDI-P Lampung.

Tentunya merupakan kehilangan besar bagi DPD PDI-P Lampung jika kader sekelas Atu Ayi mundur. Dengan berbagai pengalamannya, tak bisa dipungkiri duet kakak-adik, Atu Ayi (sebagai bendahara) dan Sjachroedin ZP (sebagai ketua) lah yang bisa membawa PDI-P Lampung sebagai Partai Pemenang Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu.

Apalagi ternyata bukan hanya Atu Ayi yang mundur. Distruktur kepengurusan DPD PDI-P Lampung kini pun banyak loyalis Sjachroedin ZP yang juga dipinggirkan dan tidak diakomodir di surat keputusan kepengurusan baru.

Sebut saja Suhardi Buyung, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu. Lalu, H. Muhammad Habib Purnomo, Wakil Ketua Bidang Buruh, Tani dan Nelayan. Terakhir, Hj. Mety Herawati, Wakil Sekretaris Bidang Program dan masih banyak lainnya.

Untuk ini menjadi kewajiban dan tugas utama ketua PDI-P Lampung yang baru untuk konsolidasi menyeluruh kepada semua pihak. Terutama merangkul kembali kader-kader potensial, agar bisa kembali dan bersama-sama memenangkan PDI-P khususnya di Lampung.

Apalagi dalam waktu dekat, Lampung akan menggelar Pemilihan Gubernur (Pilgub). Dan bisa saja penunjukan Sudin menjadi bahan lawan politik jelang Pilkada Lampung untuk merubah jargon PDI-P. Partai yang selama ini terkenal dengan sebutan “Wong Cilik” ini dapat dirubah lawan politik mereka menjadi partai “Wong Chino”, “Partai Kafir” dan “Sarang Komunis”. Praktis isu �tak sehat� yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta akan berpindah ke Pilkada Lampung.

Karenanya upaya rekonsiliasi dengan merangkul semua pihak di internal PDI-P Lampung wajib dan tidak harus harus ditawar-tawar lagi. Ini hendaknya dapat disegerakan. Tujuannya guna membantah bahwa penunjukan Sudin membuat DPD PDI-P Lampung kehilangan roh-nya sebagai partai wong cilik, partai ideologis dan partai kader. Semoga partai ini segera berbenah dan kembali menemukan �jati diri� nya.(wassalam)