BANDAR LAMPUNG – ��Pak Nanang Trenggono. Ini ada pesan Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya yang banyak di youtube. “Saat kita menggenggam kekuasaan, bantu perjuangkan agama Allah, bantu rakyat!”

Begitu tulisan sindiran yang disampaikan Koalisi Rakyat Lampung untuk Pemilu Bersih (KRLUPB) yang dishare via jejaring sosial. Sindiran ini keluar pasca pernyataan Nanang, sebagai Jubir Unila, yang melarang dosen �memberikan pendapat pada publik.

�Statetemen Pak Nanang Trenggono mengatasnamakan juru bicara Rektor Unila yang melarang Dosen Unila untuk bicara dan berpendapat kepada publik dan hanya dosen dengan kualifikasi tertentu yang boleh bicara ke publik membuktikan bahwa Nanang Trenggono sebagai mantan ketua KPU Lampung maupun sebagai akademisi merupakan sosok yang anti demokrasi dan mengingkari amanat UUD 1945,� kata Ketua KRLUPB, Rakhmat Husein.

Rakhmat mengatakan, siapapun warga negara Indonesia sejatinya bebas berpendapat untuk menyuarakan kebenaran kepada publik.

�Kini publik balik bertanya ke Pak Nanang dan juga Rektor Unila mengapa harus melarang dosen dan mahasiswa untuk menyuarakan kebenaran? Apakah Rektor, akademisi, dan kampus saat ini sudah di bawah tekanan kekuasaan sehingga akademisi atau mahasiswa yang hendak berpendapat harus dengan kualifikasi keahlian tertentu?� sindirnya.

�Silahkan saja Unila atau kampus lainnya menikmati fasilitas yang di berikan Gubernur Arinal tapi itu tidak lantas serta merta membungkam suara dan pendapat kritis atas kebijakan pemerintah?� katanya lagi.

Menurut Rakhmat, banyaknya akademisi yang kritis di Lampung mestinya disyukuri oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.

�Sesungguhnya banyak orang yang sayang terhadap Babang Arinal. Maka para akademisi mengingatkan Babang Arinal agar tidak tersesat dan masuk dalam jurang,� katanya.

�Hmm…atau jangan jangan Rektor Unila dan Pak Nanang sengaja menggiring Babang Arinal untuk terporosok jatuh karena babang Arinal asyik dalam kekeliruan dan tidak ada yang boleh mengingatkan?� katanya lagi.

KRLUPB menyarankan Nanang mundur dari jabatan juru bicara Rektor dan focus mengajar mahasiswa.

�Walaupun Gubernur Arinal berstatement akan melibatkan Unila dalam� kepemimpinannya, tapi harusnya hal tersebut tidak mengurangi Rektor atau akademisi Unila untuk tetap keras bersuara dan berpendapat demi mewujudkan Lampung Berjaya. Bukan malah Rektor bersembunyi dari publik di belakang juru bicara,� pungkasnya. (red)