BANDARLAMPUNG – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof.KH. Mohammad Mukri, angkat suara. Ini terkait viralnya video tokoh Kristen Indonesia, Pendeta Gilbert Lumoindong yang menyoal zakat dan gerakan ibadah shalat.
Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan ini turut menyesalkan beredarnya video tersebut di media sosial. Alasannya bisa menimbulkan suasana tidak nyaman dan disharmoni ditengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Disamping itu, hal ini juga bisa memicu kemarahan umat Islam khususnya di Indonesia.
“Saya sudah menontonnya. Jujur sangat disayangkan. Tidak baik dan tidak elok apa yang dilakukan yang bersangkutan. Sementara kita umat Islam diminta dan selalu dihimbau oleh para ulama,kyai,ustadz dan juga pemerintah untuk bersikap toleran dan hormat terhadap saudara yang beda agama dan keyakinan, eh ini malah ada tokoh agama berolok-olok tentang amaliah dan juga bentuk ibadah umat Islam,” tutur Prof. KH. Mukri, Senin, 15 April 2024.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung itu pun menilai jika video ini sangat tidak mendidik dan tidak elok.
Mengapa ? “Karena hal itu bisa menimbulkan suasana tidak nyaman dan disharmoni, disamping bisa memicu kemarahan umat Islam,” tegasnya.
Sebelumnya Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) juga mengaku kecewa atas beredarnya video viral Pendeta Gilbert Lumoindong. Ini diutarakannya saat menerima kunjungan Pendeta Gilbert Lumoindong, di kediamannya hari ini. Gilbert menemui JK untuk mengklarifikasi videonya yang viral terkait zakat di media sosial.
“Saya didatangi dan berjumpa dengan Pendeta Gilbert dan juga teman-temannya. Saya ditemani oleh Profesor Kamaruddin dan Profesor Imam, Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI). Tadi kami dijelaskan oleh Pak Pendeta tentang video yang beredar yang menimbulkan tentu banyak pihak terkejut,” kata JK kepada wartawan di kediamannya, Senin (15/4/2024).
JK juga mengaku terkejut dan kecewa melihat video tersebut. Hari ini, Gilbert datang untuk menjelaskan hal tersebut.
“Saya sih terkejut, kecewa juga waktu melihat itu dan dijelaskan, karena bagi saya hidup di negeri yang tercinta ini kita saling menghargai satu sama lain. Apapun agama kita, kita harus toleransi. Untuk toleransi harus saling menghargai. Dalam Islam itu ayatnya lakum dinukum waliyadin, agama saya agama saya dan agamamu agamamu. Kita saling menghargai tapi tidak saling mengkritik ataupun menghina apalagi,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Gilbert memohon maaf atas video yang membuat kegaduhan tersebut. Ia mengaku tak ada niat untuk mengolok-olok atau menghina umat Islam.
“Pertama-tama sebelum saya lanjutkan kalimat dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena kegaduhan yang ada. Karena sebetulnya kita lagi sibuk setelah Pilpres, mau menyambut Pilkada, dan baru saja merayakan Idul Fitri hari raya yang baik, dan umat Kristen baru saja merayakan kebangkitan kristus lalu menyambut kenaikan ke sorga saya pikir ini suasana yang seharusnya baik,” tuturnya sebagaimana dilansir dari detik.com.
“Untuk itu sekali lagi saya meminta maaf atas segala kegaduhan. Beberapa catatan yang perlu saya garis bawahi yang pertama pasti tidak ada niat saya untuk mengolok-olok apalagi menghina, sama sekali tidak,” tambahnya.
Sebagai informasi, video Gilbert saat bicara soal 2,5 persen dan membandingkannya dengan perpuluhan viral di media sosial. Dalam video itu, Gilbert juga bicara soal gerakan salat umat Islam dan membandingkannya dengan gerakan saat umat Kristen beribadah di gereja.(red/net)