BANDARLAMPUNG – Tragedi pelayanan publik saat seorang ibu malang dari Lampung Utara (Lampura) harus membawa jenazah bayinya menggunakan angkutan umum sepulang dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) milik Pemprov Lampung tanpa jasa ambulans, menimbulkan keprihatinan. Salahsatu dari Koordinator Koalisi Rakyat Lampung Rakhmat Husein DC.

“Tragedi kemanusiaan di RSUDAM merupakan cerminan lemahnya manajemen rumah sakit mengawasi pelayanan. Bahkan sampai ada stigma soal mafia ambulans. Sangat disayangkan warga yang sedang kesusahan karena mendapat musibah sakit/meninggal, ditambah lagi beban biaya pengobatan dan terakhir harus berurusan oknum mafia ambulans,” terang Rakhmat Husein dalam rilis, Kamis (21/9).

Menurut Rakhmat, direktur RSUDAM mestinya punya rasa malu untuk mundur sebagai bagian dari tanggung jawab. Bukan malah klarifikasi ke media seolah keluarga pasien yang tidak sabar karena urusan administratif yang berbelit belit.

Selain itu, dalam level kebijakan mestinya Gubernur Lampung Ridho Ficardo ujar Rakhmat Husein juga harus lebih tanggap mengevaluasi dan mendorong perubahan paradigma dan kualitas pelayanan RSUAM. Pasalnya jika selama ini pelayanan dan manajemen RSUDAM sudah terurus baik, tragedi seperti ini dipastikan tidak akan terjadi.

Hal senada dikatakan Gindha Ansori Wayka. Koordinator Presidium Komite Pemantau Kebijakan dan Anggaran Daerah (KPKAD) Lampung ini juga merasa sedih usai membaca berita seorang ibu yakni Ny. Delvasari warga Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampura yang menggendong jenazah anaknya di dalam sebuah angkutan Kota (Angkot) jurusan Rajabasa Bandar Lampung.

Kondisi yang tak lazim ini sangat memilukan tatkala banyak �huru-hara� dari pemerintah termasuk Pemprov Lampung tentang program kesehatan gratis yang semu. Saat menyaksikan sang ibu dengan menggendong jenazah bayinya yang ditutup kain seolah memaksa kita untuk berbagi dosa dari penyelenggara pelayanan di RSUDAM yang diduga lalai dalam bekerja.

Kondisi ini lanjutnya menjadi tamparan keras bagi Pemprov Lampung. Dimana sebagai rumah sakit rujukan utama se Kabupaten/Kota di Lampung tidak mampu memberikan kesan pelayanan yang mumpuni.

Sementara itu Pihak RSUDAM berjanji mengusut persoalan mengenai adanya oknum sopir ambulans yang diduga meminta sejumlah uang kepada keluarga korban. Hal itu, dikemukakan Direktur DK dan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) RSUDAM Bandar Lampung, dr. Arif Efendi, saat mengunjungi rumah duka di Desa Gedung Nyapah Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampura.

“Atas nama manajemen RSUAM dan Pemerintah Provinsi Lampung, kami meminta maaf kepada keluarga korban,” katanya.(red)