BANDARLAMPUNG – Pengguna jembatan layang (flyover) Pramuka-Rajabasa, Bandarlampung, agar takut untuk melintas. Soalnya, kerangka Flyover yang retak dan patah, hanya ditambal. Supri, pengemudi mobil mengaku lebih memilih jalan memutar ketimbang melalui flyover.
“Lebih baik menghindar dari pada kenapa kenapa,” ujarnya sebagaimana dilansir dari situs www.jp-news.id.
Seorang loper koran di bawah fly over mengungkapkan, keretakan terjadi pada banyak tempat. “Keretakannya gede-gede mas tapi sudah ditambah. Itu juga ada pekerjanya lagi nambah,” tunjuk loper koran tersebut mengarah ke sisi jembatan yang tepat berada di depan PT Tunas Dwipa Matra (TDM), pekan lalu.
Untuk diketahui, keretakan Flyover kuat dugaan akibat kualitasnya kurang baik. Kondisi serupa terjadi pada flyover Mal Boemi Kedaton (MBK), akhir tahun lalu. Bedanya, Flyover MBK retak pada dinding. Sedangkan flyover Jalan Pramuka-Rajabasa ini retak pada bentangan jembatan.
Di lokasi, flayover terdapat dua titik kerusakan plat beton penyangga lantai flyover berukuran 1×1 meter berbentuk segi empat. Plat pertama patah, dan posisi plat agak turun. Sedangkan titik kedua hanya mengalami keretakan.
Terkait adanya keretakan pembangunan flyover itu Tim Forum Lalu Lintas yang terdiri dari Satlantas Polresta Bandarlampung, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan dan Perumahan turun ke lokasi memantau kerusakan.
Menurut Pengamat Transportasi dari Universitas Lampung, Dwi Harianto, keretakan tersebut memang belum berpengaruh signifikan terhadap kondisi fly over Pramuka tersebut. Namun jika tidak segera diperbaiki, pasti akan sangat berpengaruh terhadap tulang penyangga jembatan layang tersebut.
“Harus segera diganti, kalau dibiarkan nanti tulang penyangga malah bisa retak. Itu malah berbahaya,” jelas Dwi.
Seperti diberitakan Jalan Flyover Pramuka ini dibangun di era Herman HN. Waktu itu Herman HN masih sebagai Walikota Bandarlampung dan belum cuti kampanye sebagai Calon Gubernur Lampung yang diusung Partai PDI-Perjuangan.
Peresmian Flyover Pramuka ini sendiri baru dilakukan Kamis (25/1/18). Dalam sambutannya Kadis Pekerjaan Umum (PU) Bandarlampung Iwan Gunawan mengatakan dilaporan singkatnya bahwa pembangunan flyover Pramuka memakan waktu 9 bulan dengan panjang 140,7 meter dan lebar 7 meter dengan total biaya 22 milyar bersumber dari pinjaman dana PT. SMI.(net/red)