LAMPUNG– Persaudaraan Alumni 212, melalui Dewan Pembina Habib Rizieq Syihab, punya peta politik untuk Pilkada 2018. Analisa politik juga mencakup Pilkada Lampung.
Dalam paparan yang dibacakan Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif di Masjid Al-Ittihad, Tebet, Jaksel, Sabtu (27/1/18), disebut bahwa koalisi 212 yang permanen gagal dibentuk secara nasional di semua daerah karena beberapa kendala.
Di Lampung, koalisi 212 diprediksi akan terpecah sehingga dukungan untuk menghasilkan pimpinan berkualitas secara agama tak akan berjalan mulus. Hal yang sama juga akan terjadi di Pilkada Riau, Jawa Timur, NTB, Sulawesi Selatan, dan Maluku
Koalisi 212 yang diprediksi utuh, tanpa ditunggangi partai pendukung penista agama, seperti di Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Maluku Utara.
Sementara Koalisi 212 yang utuh namun ditumpangi partai pendukung penista agama, terjadi di Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Sulawesi Tengah.
Koalisi 212 terbelah sehingga sebagian koalisi 212 tanpa partai pendukung penista agama dan koalisi 212 sebagian lagi ditumpangi oleh partai pendukung penista agama, ada di Sumatera Selatan dan Maluku Utara.
Di Kalimantan Barat, koalisi 212 tidak berarti karena fokus di cagub-cawagub muslim melawan cagub-cawagub muslim.
Sementara di Papua, Koalisi 212 tidak berarti karena semua calon nonmuslim sehingga fokus kepada ‘Akhoffudh Dhororain’ (mudarat yang lebih ringan).
Sedangkan Pilkada di tingkat kota dan kabupaten juga mengalami situasi seperti di atas, sehingga penyikapannya tidak akan mengikuti kaidah yang sama.
“Namun yang demikian itu tidak mengurangi semangat juang para mujahid (lelaki) dan mujahidah (perempuan) 212 untuk tetap pada prinsip pemenangan umat Islam secara politik,” ujar Slamet. (dtc)