BANDARLAMPUNG � Adanya yang menarik pasca diadukan Walikota Bandarlampung Herman HN ke Polda. Kini beredar video testimoni mantan anggota DPRD Kota Bandarlampung, Barlian Mansyur di jejaring sosial. Isinya terkait dugaan politik uang oleh pasangan calon (paslon) Gubernur-Wakil Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi-Chusnunia (Nunik) saat Pemilihan Gubernur Lampung (Pilgub) tahun 2018 lalu.

Herman HN dilaporkan Relawan Arinal Djunaidi untuk Lampung Satu (RADJA). Mereka menyoal ucapan Herman saat memberi sambutan peresmian Puskesmas Rawat Inap di Perumnas Way Halim, Senin 10 Februari 2020 yang diunggah di channel youtube berjudul �Herman Sebut Arinal Jadi Gubernur karena Main Uang�.

Terkait laporan ini, tokoh masyarakat Lampung M. Alzier Dianis Thabranie minta Herman HN, tidak takut. �Maju terus, saya harap Herman HN jangan takut mengungkap kebenaran. Faktanya semua orang tahu telah terjadi money politik Pilgub Lampung. Bahkan sudah ada yang divonis bersalah di Kabupaten Tanggamus. Serta ada pula pengurus atau kader partai yang masuk DPO (Daftar Pencarian Orang,red) oleh pihak berwajib. Jadi ini tidak bisa dibantah,� tegas Alzier.

Walikota Herman HN sendiri menanggapi dingin laporan RADJA itu. �Laporkan saja, nyatanya emang kayak gitu,� kata Herman seperti dilansir RMOLLampung, Rabu (12/2).

Sebelumnya di video itu Herman HN bercerita soal Pilgub lalu. Ia yang semula mengkhawatirkan petahana, Ridho Ficardo ternyata malah disalip Arinal Djunaidi. �Saya kalah di minggu tenang, ditaburi duit, ditaburi semuanya. Benar. Ini nggak bohong-bohong,� katanya.

Testimoni Barlian Mansyur ini awal pertama kali mencuat beberapa tahun lalu, pernah mendapat tanggapan Rachmat Husein, juru bicara paslon Cagub-Wagub Lampung nomor dua, Herman HN-Sutono.

�Dari video Barlian Mansyur jelas menerangkan politik uang yang terstrukur, sistematis dan massif (TSM). Mulai dari atas hingga bawah. Mulai dari instruksi Cagub Arinal, Ketua Golkar Kota Bandarlampung, Yuhadi, Pengurus DPD Partai Golkar Lampung, Muhidin serta tata-cara pengambilan uang dan mekanisme penyebarannya,� terangnya waktu itu.

Termasuk juga keterlibatan Bos PT. Sugar Group Companies, Purwanti Lee atau bu Lee. �Jadi video ini harusnya bisa menjadi bahan renungan bagi para Komisioner Bawaslu Lampung, bahwa politik uang Cagub-Wagub Arinal-Nunik benar nyata TSM. Dan video ini sudah saya kirim ke mereka semua,� jelas Rachmat Husein.

Pada kesempatan itu, Rachmat Husein mengaku sedang berkonsultasi dengan Penasehat Hukum (PH). Ini apabila video testimoni Barlian Mansyur tidak ada tindaklanjutnya.

�Bisa saja kami mengambil opsi melaporkan kasus ini ke Polda Lampung, Bawaslu RI dan Mabes Polri, termasuk nama-nama yang disebut didalamnya. Sebab bagaimanapun video ini bukan rekayasa. Tapi pengakuan resmi Barlian Mansyur. Sebagai anggota dewan, yang bersangkutan penuh kesadaran dan siap mempertanggungjawabkan apa yang telah diungkapkannya di video ini,� tegasnya.

Sebelumnya dalam rekaman video, Barlian Mansyur menyebut beberapa nama soal politik uang cagub Arinal. Satu nama yang sering disebut nama Ketua DPD Golkar Kota Bandarlampung, Yuhadi. Kata Barlian, Yuhadi, orang yang mengajaknya menemui Arinal, Ketua DPD Partai Golkar Lampung.

�Saya ke sana (rumahnya), dan saya lihat ada dua lurah di Bandar Lampung. Dan di sana ada instruksi agar TPS- TPS jangan sampai kalah,� kata Barlian.

Barlian mengungkapkan, di pertemuan yang dilakukan pertengahan puasa, ada perintah Arinal untuk menyiapkan amplop-amplop yang tujuannya agar Paslon nomor urut 3 tidak sampai kalah dalam penghitungan suara.

Dan Barlian kembali dipanggil dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri. Ia kemudian menyebut beberapa nama lagi yang diperintah Arinal, yakni nama Muhidin dan Armen. Dirumahnya, kata Berlian, uang dilihat dimasukkan ke dalam kotak berwarna coklat dan kuning. Dan kemudian dimasukkan ke dalam boks motor seseorang. �Hati-hati. Awas ketangkap. Saya tidak ikut bertanggungjawab,� katanya.

Barlian mengaku terpaksa menjalani karena dia merupakan kader Golkar yang tidak kuasa menentang perintah ketua. �Tentu ada konsekuensinya menolak perintah ketua. Apalagi di depan Ketua DPD I Golkar,� katanya seraya mengakui turut membagi-bagikan ratusan amplop disekitar rumahnya.(red/rmoll)