JAKARTA -� Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 yang akan digelar di Lampung pada 23-25 Desember mendatang diprediksi akan berjalan alot dan panas. Sejauh ini saja, dua faksi sudah saling sikut dan mengklaim dukungan daerah.
Panasnya aura Muktamar Lampung bisa dilihat dari pernyataan Ketua PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul terkait pemberitaan di berbagai media yang menyebut deklarasi KH Said Aqil Siradj (Kiai SAS) diklaim didukung beberapa wilayah.
Gus Ipul mengatakan, dalam beberapa foto yang beredar, hanya sedikit PWNU yang hadir. Kata dia, itu bukan Ketua PWNU tapi hanya wakil ketua atau Wakil Sekretaris PWNU.
Gus Ipul kemudian menyoroti perbedaan dukungan ke KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang terlihat sangat nyata dan banyak. Di mana saat Konferensi Besar di PBNU pada Selasa (7/12) malam, Gus Yahya didampingi lebih dari 80 persen Ketua dan Rois Syuriah PWNU se-Indonesia.
“Mengklaim itu boleh tapi menghitungnya harus cermat,” kata Gus Ipul, Kamis (9/12).
Gus Ipul juga menilai deklarasi pencalonan diri kembali KH Said Aqil Siradj merupakan hal yang biasa. Dengan deklarasi ini, akan ada dua calon kuat yang akan maju yakni Gus Yahya dan KH Said Aqil Siradj.
“Setiap kader NU yang punya kemampuan dan pendukung, punya hak yang sama untuk mencalonkan Ketua Umum PBNU. Silakan nanti muktamirin (Peserta muktamar NU) yang akan memilih,” katanya.
Di Muktamar NU nanti, Ketua Umum akan dipilih secara langsung oleh Muktamirin. Sedangkan Rais Aam akan dipilih melalui mekanisme Ahwa atau ahlul halli wal aqdi, yaitu pemilihan secara tertutup yang dilakukan 9 kiai sepuh NU.
Ketua umum di PBNU adalah pelaksana sedangkan Rais Aam adalah pengendalinya.
“Kita ingin muktamar adem. Tapi biasa di NU itu ada gegeran (Beda pendapat) tapi akhirnya ger-geran (Guyonan). Saat ini ada yang menginginkan ketua umum bertahan atau status quo dan menginginkan regenerasi,” ujar mantan Ketua Umum GP Ansor dua periode ini.
Gus Ipul yang merupakan keponakan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini menilai, Kiai SAS sudah dua periode dan sudah cukup waktu untuk berbuat bagi NU.
“Saya sendiri menginginkan regenerasi dan Gus Yahya sangat layak meneruskan kepemimpinan di PBNU,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua PBNU Habib Muhammad Salim Al Jufri menyebut Gus Ipul merupakan Ketua PBNU yang hanya aktif pada saat ada momentum politik, muktamar atau pemilu.
�Beliau di grup WA saja tidak pernah nongol. Mana tahu kondisi PBNU dan perkembangan tentang SK-SK PWNU dan PCNU,� tuturnya. (dtc)