BANDARLAMPUNG – Masih ingat kasus hengkangnya Miswan Rodi dari Partai Golkar dan memilih bergabung dengan Partai Nasdem ? Ternyata meski sudah memakan waktu hampir lima bulan, yang bersangkutan hingga kini masih berstatus sebagai anggota DPRD Lampung dari Fraksi Partai Golkar.

Bahkan hingga hari ini, Kamis (14/12) Ketua DPD Partai Nasdem Lampung Tengah (Lamteng) tersebut tak juga kunjung dilakukan Pergantian Antar Waktu (PAW). Padahal sesuai peraturan perundangan-undangan, dalam salahsatu pasalnya menegaskan bahwa anggota DPRD Provinsi berhenti antar waktu, apabila menjadi anggota partai politik (parpol) lain.

“PAW Miswan Rodi hingga kami masih dalam proses,” ujar I Made Bagiasa, Wakil Ketua Korbid Kepartaian DPD Partai Golkar Provinsi Lampung, saat dikonfirmasi permasalahan ini, Kamis (14/12).

Dijelaskan Made Bagiasa, sesuai hasil perolehan suara pemilihan legislatif khususnya dari Daerah Pemilihan Lamteng, kader Golkar yang berhak menggantikan Miswan Rodi adalah Riza Mirhadi.

“Jadi kita tunggu saja, sekarang prosesnya lagi di Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri,red). Mudah-mudahan dalam waktu yang tak terlalu lama, Surat Keputusan (SK) pemberhentian Miswan Rodi sebagai anggota DPRD Lampung dan SK pengangkatan pengesahan Riza Mirhadi sudah ditandatangani Mendagri,” tegasnya.

Seperti diketahui Miswan Rodi, anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Lampung mengaku sangat kecewa dengan Arinal Djunaidi, Ketua DPD Partai Golkar Lampung. Atas kekecewaan ini, Miswan Rodi memutuskan hengkang dari Partai Golkar dan memilih bergabung dengan Partai Nasdem.

“Akibat sikap saya ini tak mengapa saya harus kehilangan jabatan dan status sebagai anggota DPRD Lampung,” tutur Miswan Rodi, Rabu 19 Juli 2017 lalu.

Menurut Miswan waktu itu, pada hakekatnya dia masih mencintai Partai Golkar. Bagaimanapun dia tidak akan lupa terhadap Partai Golkar yang telah menjadikannya sebagai anggota DPRD Lamteng selama dua periode serta anggota DPRD Lampung.

Namun kini kondisi Golkar Lampung semasa dipimpin Arinal Djunaidi sangat berbeda. Gaya kepemimpinan yang bersangkutan seperti mengelola perusahaan. Saling menonjolkan ego dan rasa individualisme. Tidak ada rasa solidaritas dan setia kawan. Yang muncul sikap saling curiga dan tidak percaya antara satu dengan lainnya.

Mirisnya lagi tidak ada pembelaan yang dilakukan oleh Arinal sebagai Ketua DPD Partai Golkar Lampung terhadap kadernya yang tertimpa masalah hukum. Padahal diakuinya masalah hukum yang menimpa dirinya beserta Azwar Yacub serta Joni Cornie, semata-semata terjadi demi membela Partai Golkar.

“Padahal tidak terhitung beberapa biaya yang telah saya keluarkan untuk membesarkan Partai Golkar, semua murni dana pribadi. Tapi ternyata tidak ada apresiasi sama sekali. Inilah yang mendorong saya untuk mundur dari Partai Golkar,” urai dia.

Dan alhamdulillah tegas Mirwan, kemunduran dirinya ternyata mendapat atensi dari teman-teman yang ada di Partai Nasdem. Mereka pun kemudian mendaulatnya sebagai Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Lampung Tengah,” terang Miswan kembali.(red)