BANDARLAMPUNG – Tokoh masyarakat Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie, berharap Budhi Darmawan sebagai Pejabat Pelaksana Tugas (PLT) Ketua Umum (Ketum) KONI Lampung segera mempersiapkan  dan melaksanakan musyawarah olahraga provinsi luar biasa (Musorprovlub). Harapannya agar segera terpilih Ketum KONI Lampung definif masa bakti 2025-2029. Sehingga semua program KONI, mulai dari melakukan pembinaan prestasi olahraga hingga mengirimkan atlit-atlit guna mengikuti event-event nasional maupun internasional dapat terlaksana maksimal, sesuai dengan hasil dan target  dihendak dicapai.
“Untuk itu, sangat perlu Musorprovlub KONI Lampung dipercepat. Ya, bisa bulan Mei, Juni atau Juli 2025. Intinya makin cepat makin baik,†tutur M. Alzier, Senin, 28 April 2025.
Pada kesempatan ini, Alzier menegaskan komitmennya mendukung H. Faisol Djausal, sebagai Ketum KONI Lampung Periode 2025-2030.
“Pertimbangan semata demi kemajuan dunia olahraga Lampung. Tak ada hubungannya karena ini ayahnya Gubernur , atau karena saya ingin proyek dan lain-lain. Saya dan abangda Faisol Djausal sudah 40 tahun lebih berkawan. Saya tahu percis karakternya,†tegas Alzier.
Dilanjutkan Alzier, sudah sepatutnya kedepan KONI Lampung dipimpin seseorang yang aktif dan mencintai dunia olahraga. Tak hanya itu, sosok yang dibutuhkan adalah orang yang royal dan rela berkorban demi kemajuan olahraga di Lampung, mulai berkorban waktu, tenaga, pikiran, hingga uang atau harta benda. Dan sosok yang tepat H. Faisol Djausal.
“Beliau sangat sehat. Aktif dunia olahraga. Tak ada organisasi yang kinerjanya “macet†ketika dipegangnya. Ini karena orangnya royal dan relasinya luas. Saya yakin olahraga Lampung maju dan berprestasi tak hanya dikancah nasional, tapi hingga mancanegara, didunia internasional, jika KONI dipimpinnya,†cetus Alzier.
Menurut Alzier, selama ini KONI Lampung dipimpin oleh “orang orang†yang cenderung membebani dan hanya mengandalkan APBD Lampung dalam menjalankan roda organisasi. Ini dapat dilihat saat KONI dipimpin era Ridho Ficardo, Yusuf Barusman hingga Arinal Djunaidi. Akibatnya sangat rentan berurusan dengan aparat penegak hukum (APH) mulai dari kepolisian, kejaksaan hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Bahkan yang paling parah terjadi di era Yusuf Barusman. KONI Lampung sempat diterpa kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Anggaran Dana Hibah oleh KONI dan Cabang Olahraga Lampung TA 2020 hingga merugikan keuangan negara bernilai miliaran rupiah. Dikasus ini, Kejati Lampung telah menetapkan dua tersangka yakni Dr. Frans Nurseto Subekti, M.Psi dan Dr. Agus Nompitu, S.E. M.T.P. Sementara beberapa pihak yang diduga terlibat, termasuk mantan Ketua Umum KONI Lampung, Prof. Dr. Ir. M. Yusuf Barusman, M.B.A., Sekretaris Umum Drs. H. Subeno., Bendahara Umum Ir. Lilyana Ali, serta pengurus KONI Lampung seperti Berry Salatar, hingga kini belum tersentuh.
“Ini jelas-jelas sangat memalukan. Kasus ini pun hingga kini masih menggantung dan belum tuntas penanganannya di Kejati Lampung,†urai Alzier.
Karenanya agar kasus serupa tidak terjadi lagi, Alzier berharap KONI Lampung dapat dipimpin tokoh seperti H. Faisol Djausal.
Mengapa ? “Karena sekali lagi jaringannya luas. Ini penting. Nantinya beliau bisa meminta partisipasi berbagai pihak membantu kemajuan dunia olahraga di Lampung. Jadi bukan karena mengandalkan APBD atau karena putranya adalah seorang gubernur. Inilah yang harus dipahami semua pihak. Jadi sudahlah. Saran saya pilihlah Ketum KONI Lampung yang bagus. Tak dobel jabatan. Yang bisa focus bekerja membawa prestasi atlit Lampung lebih mendunia. Jangan malah memilih para pensiunan atau orang-orang yang justru tak mengerti dunia olahraga dan bakal jadi beban APBD Lampung. Belajarlah dari pengalaman,†pungkas Alzier kembali. (red)