BANDAR LAMPUNG � Puncak peringatan 1 Abad NU di Sidoarjo pada Selasa (10/2/2023) terbilang spektakuler. Gelora Delta Sidoarjo dipenuhi jutaan manusia yang datang dengan berbagai macam cara dan upaya.

Ada yang datang menempuh perjalanan puluhan kilometer dengan jalan kaki, ada juga yang menggunakan ojek untuk membelah padatnya jamaah.

Namun ada juga yang ditakdirkan tak bisa bergabung di stadiun karena terjebak macet. Mobil kecil sampai dengan bus tak bisa bergerak dan kemacetan mengular berkilo-kilo meter di sepanjang jalan tol dan jalan kota Sidoarjo.

Sirene mobil patwal sama sekali tak menjadikan jalan terbelah untuk memberi akses kepada para tamu khusus. Kartu VIP yang seharusnya bisa masuk ke dalam stadiun di kursi khususpun akhirnya tak bisa terpakai.

Dikutip nuonline, banyak para ulama dan tokoh nasional akhirnya memutuskan untuk berjalan kaki menuju stadiun merangsek di tengah padatnya jamaah. Namun sebagian pasrah berada di kendaraan yang macet dan mengikuti prosesi acara yang disiarkan langsung oleh banyak kanal Youtube ini.

“Hampir 400 orang di rombongan kami yang kendaraannya tak bisa menembus padatnya jamaah. Bukan hanya pengurus dengan kartu VIP, undangan dari luar negeri dan para petugas acara pun ada yang tak kuasa menembus kepadatan jamaah,” kata Ketua PBNU Prof. Mohammad Mukri mengisahkan perjuangannya di acara tersebut, Jumat (10/2/2023).

Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung tersebut, semua kejadian ini menurutnya benar-benar di luar dugaan.

“Subhanallah. Semua ini menggambarkan bagaimana kecintaan warga NU dan masyarakat Indonesia pada NU,” katanya.

Ketua Panitia 1 Abad NU Yenny Wahid juga dikabarkan harus naik motor dibonceng seorang anggota TNI menembus ramainya jamaah. Ia akhirnya bisa masuk stadiun dan menjalankan tugas membacakan hasil Rekomendasi Muktamar Fiqih Peradaban I bersama Mustasyar PBNU KH Musthafa Bisri.

Atas situasi ini, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf pun menyampaikan permohonan maaf. “Saya mohon ampun kepada yang mulia Rais ‘Aam dan para kiai atas kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan keseluruhan rangkaian kegiatan peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama,” kata Gus Yahya, Kamis (9/2/2023).

Gus Yahya� berharap semua langkah dan tindakan dalam acara 1 Abad NU mendapatkan barakah. “Semoga setiap ingsut kaki, setiap gerak tangan, setiap tetes keringat, setiap getar suara, setiap kelebat gagasan, setiap buncah bahagia dan harapan, dikembalikan kepada kita sebagai barakah khidmah. Amin,” pungkasnya. (nuo)