BANDARLAMPUNG – Demi mencegah penularan Covid-19 yang semakin meluas, pemerintah sejak awal Maret lalu sudah mengimbau masyarakat untuk menghindari kontak fisik (phisical distancing). Tak hanya itu, pemerintah juga telah menutup berbagai sektor agar warga berdiam diri di rumah. Hal ini termasuk kegiatan belajar, bekerja, juga beribadah.

Kebijakan ini jelas menimbulkan pro kontra di masyarakat. Sebab, lama kelamaan muncul kesan jika tempat ibadah seolah jadi tempat penularan Virus Corona.

Ketua Fraksi Partai Gerindra Lampung Rahmat Mirzani Djausal (RMD) meminta tempat beribadah tidak dikaitkan dengan wadah bagi virus tersebut untuk mewabah.

�Artinya, kita jangan sampai mengkreditkan tempat ibadah jadi media penyebaran virus tersebut. Mindset seperti ini harus dihilangkan,� kata Politisi Partai Gerindra Lampung ini, Rabu (27/5/2020).

Mnurut pria yang karib disapa Mirza ini, efek yang dimunculkan dari pemikiran tersebut yakni banyak warga yang takut untuk beribadah di masjid (bagi umat muslim), ataupun yang takut dengan warga yang pulang dari masjid (jamaah).

�Banyak oang yang melihat takut. Artinya jamaah masjid diskreditkan,� ucapnya.

Ia mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat ataupun Pemerintah untuk membuka mindset agar tidak mengkreditkan jamaah masjid.

�Sebab, semua protokol kesehatan sudah diterapkan di setiap masjid. Mulai dari jaga jarak, penggunaan masker, bahkan cuci tangan dengan cairan disinfektan sebelum masuk,� katanya. (rls)