BANDAR LAMPUNG – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung akhirnya melakukan penyelidikan atas dana hibah sebesar Rp30 miliar ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung sebagai persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX 2021 Oktober mendatang.
Kajati Lampung melalui Kasi Penkjm Andrie W.Setkawan mengatakan, penyelidikan untuk mencari dugaan peristiwa pidana dari dana tersebut.
Sayangnya Adri menolak memberi keterangan lebih lanjut mengenai proses penyelidikan yang sedang berlangsung.
“Kalau tahapannya sampai mana belum bisa kami disampaikan secara publik,” katanya di Kejati Lampung, Kamis (9/9).
Diketahui, dana KONI Lampung yang sudah dicairkan Rp30 Miliar ini sempat disoal DPRD karena tak kunjung ada laporan rincian penggunaan dana.
Namun kemudian Ketua Umum KONI Lampung M Yusuf Barusman membeber kemana saja uang digunakan. Dalam Rapat Hearing dengan Komisi V 30 Juni, Yusuf Barusman menjelaskan beberapa irem pengeluaran.
Pertama, anggaran pembinaan khusus (pembinaan atlet dan pelatih cabang olahraga pelatprov jangka panjang persiapan menghadapi kejuaraan single event/multi event nasional/PON XX dan internasional) terdiri dari transportasi/ uang saku, konsumsi, obat-obatan, training center sebesar Rp11,1 miliar.
Kedua, anggaran pembinaan umum (pembinaan atlet, pelatih dan wasit pengprov untuk persiapan pelaksanaan kejuaraan regional, nasional/ PON XX) diantaranya cabang olahraga prestasi, umum sebesar Rp9,3 miliar.
Ketiga, anggaran dukungan pembinaan khusus dan umum persiapan/pelaksanaan mengikuti PON XX terdiri dari tim satgas pelatprov pembinaan jangka panjang menuju PON XX, monitoring/evaluasi atlet dan pelatih, tes fisik, psikologi, dan pemeriksa kesehatan atlet, pelaksanaan tes fisik tahap II, workshop pelatih tahap I dan II cabang olahraga (cabor) lolos PON XX, pelaksanaan talent scouting cabor, konsultan olahraga.
Kemudian, penyusunan program KONI menuju PON XX, aplikasi penunjang keolahragaan (Bidang IT), latihan bersama atlet lolos PON XX, pembinaan atlet berbakat, pencanangan pemusatan latihan, seragam pelatprov, insentif tim pengadaan barang dan jasa, insentif tim verifikasi anggaran, monev sinkronisasi perencanaan dan implementasi, program penguatan fungsi organisasi KONI, media dan humas Rp4,7 miliar.
Keempat, anggaran partisipasi pada PON XX (persiapan PON XX) terdiri dari koordinasi panitia kontingen dengan PB PON XX, operator sistem entry data kontingen Lampung sebesar Rp146 juta.
Kelima, biaya rutin sekretariat (administrasi sekretariat, pengadaan dan pemeliharaan barang inventaris kantor persiapan PON XX) diantaranya fotocopy/ pengadaan dan penjilidan, pelayanan pos dan bea materai dan kurir, rapat internal dan eksternal dengan anggota Rp3,4 miliar. (rmol)