BANDARLAMPUNG – Menteri BUMN Erick Thohir didesak mengundurkan diri dari jabatannya karena dinilai tidak cakap dalam mengendalikan harga BBM dalam negeri.

Begitu dikatakan Wakil Ketua Umum DPP Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), M. Alzier Dianis Thabranie, Sabtu (3/12/2022).

Menurut Alzier, kenaikan BBM semakin berdampak kepada kesulitan perekonomian masyarakat, khususnya kaum pekerja atau buruh paska Pandemi Covid-19.

�Mestinya dengan BBM naik terus Menteri BUMN segera mengundurkan diri. Artinya�kan�tidak mampu dan cakap, sehingga wajar kalau mundur atau minta diganti dengan yang mampu dan cakap!� katanya dilansir lampungway.com.

Selain itu, menurut Alzier, seyogyanya Erick Thohir fokus terhadap pusara permasalahan yang melilit kementerian BUMN, seperti masalah Garuda, Asabri, Bumiputra dan lainnya.

�Selesaikan dululah masalah-masalah itu. Jangan dulu bicara mau jadi wapres, jadi ini dan itu. Ukur badan dan kemampuan dululah, apa yang sudah diperbuat untuk sejahterakan rakyat melalui kementeriannya,� katanya.

Alzier mengatakan, dirinya selama ini mendapatkan masukan dan keluhan dari berbagai pekerja atau buruh tentang kehidupan ekonomi mereka yang semakin hari semakin sulit. Salah satunya akibat dampak kenaikan BBM.

�Buruh bagi saya adalah pejuang. Mereka pejuang keluarganya. Karena itu pejuang jangan dihantui ketidakcukupan ekonominya, apalagi dibuat susah,� ungkap Alzier.

Bahkan, lanjut Alzier, para pekerja atau buruh sangat memahami bahwa kementerian BUMN sangat bersentuhan langsung dengan kebutuhan mereka.

�Jadi jangan sekali-kali melupakan jasa buruh. Mereka selain penggerak pembangunan, juga penggerak perekonomian. Pekerja tahu kementerian mana yang buat susah rakyat,� ujarnya.

Selain itu, Alzier juga mengingatkan para elite, bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja Indonesia mencapai 144,01 juta jiwa pada Februari 2022.

�Jumlah tersebut mencapai 69,06% dari total penduduk usia kerja yang berjumlah 208,54 juta jiwa. Sehingga suara buruh setidaknya ikut menentukan di pemilu 2024 nanti, jadi jangan anggap�enteng�dan memandang sebelah mata terhadap para pekerja atau buruh,� pungkas Alzier. (lwc)