BANDARLAMPUNG – “Perang dingin” antara Hj. Eva Dwiana Herman HN yang akrab disapa Bunda Eva dengan Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandarlampung, Yuhadi, agaknya belum hilang. Ini menyusul keluarnya pernyataan dari salahsatu orang dekat Bunda Eva, Rakhmat Husein. Mantan juru bicara Calon Gubernur Lampung, Herman HN menuding jika Yuhadi sengaja mencari simpati massa dengan menebar sensasi politik murahan. Caranya dengan pura-pura teraniaya.
Menurut Rakhmat Husein, tudingannya ini berawal saat menerima pesan WhatsApp dari Chandra Wansah, Ketua Bawaslu Bandarlampung. Isinya postingan Yuhadi, di Facebook yang terkesan menuduh Bunda Eva telah merusak baleho miliknya.
“Di facebook itu Yuhadi memasang foto baleho besar miliknya yang ditimpah banner ukuran kecil milik Bunda Eva sehingga sebagian foto dan tulisan nama Yuhadi tertutup baleho milik bunda Eva. Terkait foto baleho itu Yuhadi menulis, koq bedas amat ya. Berilah teladan yang baik. Tentu saja pernyataan Yuhadi ditujukan kepada Bunda Eva,” tutur Rakhmat Husein dalam releasnya.
Sekedar mengingatkan lanjut Rakhmat Husein, bulan lalu Yuhadi dan Bakumham Partai Golkar Bandarlampung mengeluarkan pernyataan akan melaporkan Bunda Eva ke Polda. Ini terkait ucapan Bunda Eva yang menyebut Yuhadi sosok yang juga diduga terlibat urusan bagi-bagi uang dalam pilgub. Pada kesempatan itu bunda Eva juga menyebut Yuhadi tidak menghadiri undangan dari DPRD Lampung di rapat Pansus Politik Uang Pilgub Lampung.
“Apakah benar Yuhadi terlibat skenario politik uang pilgub Lampung 2018 lalu ? Silahkan warga simak pernyataan Hi. Barlian Mansyur pengurus DPD Partai Golkar Provinsi Lampung yang juga rekan Yuhadi sesama anggota DPRD Bandarlampung. Video testimoni Barlian Mansyur banyak beredar,” jelasnya.
“Lalu soal ucapan Bunda Eva bahwa Yuhadi tidak pernah hadir ketika diundang rapat Pansus DPRD Lampung, silahkan tanyakan ke Pansus Politik Uang DPRD Lampung, apakah saudara Yuhadi hadir memenuhi undangan Pansus? Sambil menanyakan kehadiran Yuhadi, barangkali teman teman wartawan bisa sekalian menyempatkan bertanya ke ketua atau sekretaris Pansus apa kelanjutan Pansus Politik Uang Pilgub Lampung,” himbau Rakhmat Husein.
Karenanya menyikapi hal ini, Rakhmat Husein menyampaikan beberapa hal terkait rencana Yuhadi dan Golkar yang bulan lalu berstattment akan melaporkan Bunda ke Polda, dan pernyataan terbaru berisi tuduhan Yuhadi bahwa Bunda Eva Dwiana telah sengaja merusak Banner Yuhadi*
Menurutnya sebagai Caleg DPRD Lampung dari PDI Perjuangan, alat peraga kampanye berbentuk banner milik Bunda Eva tersebar se-Bandarlampung dan dipasang rapi pakai tiang bambu. Bukan di tiang listrik atau pohon.
“Karena Yuhadi dan Bakumham Golkar sudah pernah berencana melaporkan Bunda Eva ke Polda bulan lalu namun tidak ditanggapi oleh Bunda Eva, maka saya menduga yang menempel banner bunda Eva di banner Yuhadi pelakunya adalah orang suruhan Yuhadi sendiri, setelah banner bunda Eva menimpa banner Yuhadi, lalu banner itu difoto dan disebar sesegera mungkin dengan maksud agar Yuhadi mendapat simpati masyarakat. Seolah-olah Yuhadi teraniaya dan dizalimi. Manuver mencari simpatik ini lumayan berhasil. Terbukti di akun facebook milik Yuhadi banyak komentar yang memojokan bunda Eva dan menguntungkan Yuhadi,” sesal Rakhmat Husein.
“Saya tidak berhak memaki warga yang berkomentar di akun facebook Yuhadi. Sederhana saja, sebagian rakyat kita memang masih suka terburu buru dan gampang menyimpulkan hal yang belum diuji kebenarannya. Padahal kalo mau dipikir, apa urusannya, atau apa untungnya bagi Bunda Eva ketika dengan sengaja banner bu Eva menimpa banner Yuhadi,” tanya Rakhmat Husein.
Dugaan lainnya papar Rakhmat Husein, pelakunya adalah merupakan internal Golkar ataupun pihak eksternal Golkar yang ingin menari dalam alunan dendang sisa-sisa pilgub sebagai pemanasan menuju perhelatan Pilwakot Bandarlampung yang akan digelar tahun 2020.
“Untuk itu sebagai penutup, sebaiknya hentikan politik pencitraan pura-pura terdzolimi demi mencari simpati. Tawarkan saja program program kerakyatan dan berilah contoh politik yang santun ke rakyat,” urai Rakhmat Husein seraya memberi nasehat.
Lantas apa komentar Yuhadi ? “Biarkan rakyat menilai. Saya hanya menemukan banner saya dalam keadaan demikian. Tapi siapa yang melakukan saya tidak tau. Makanya saya laporkan ke Bawaslu. Biarlah mereka yg menelusuri agar tidak terjadi fitnah. Karena saya tidak boleh menuduh siapapun,” tutur Yuhadi bijak.(red)