BANDAR LAMPUNG � Kericuhan terjadi saat sksi demo menyoal Pungli di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Kamis (25/5) kemarin. Bahkan, aksi itu berujung pada pemukulan terhadap mahasiswa yang diduga dilakukan oleh oknum satpam universitas setempat.
Awalnya, peserta aksi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) itu bermaksud menyampaikan aspirasi terkait dugaan pungutan liar (pungli) di kampusnya.
Ketua Korps PMII Putri (Kopri) UIN Raden Intan, Camelia Carmilita menjelaskan, kericuhan bermula saat sejumlah mahasiswa melakukan aksi dengan mengelilingi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan sembari menyampaikan aspirasi.
Lalu mahasiswa yang berjumlah sekitar 30 orang itu menuju halaman rektorat untuk menyampaikan orasi.
Adapun tuntutan yang disampaikan mahasiswa di antaranya terkait adanya indikasi pungli yang terjadi di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
“Isi tuntutan kami itu terkait adanya dugaan pungli di Tarbiyah, dimana setiap siswa yang akan melakukan sidang skripsi dimintai uang,” ujar Camelia, Jumat (26/5).
“Untuk di jurusan Pendidikan Agama Islam, mahasiswa kalau tidak salah diminta membayar sebesar Rp 300 ribu-Rp 400 ribu setiap mau sidang skripsi. Padahal kalau di aturan yang ada, mahasiswa itu cuma wajib bayar UKT (uang kuliah tunggal) saja,” jelasnya.
Sesampainya di depan gedung rektorat, terus Camelia, peserta aksi sempat disambut dengan baik oleh satpam kampus. Namun, mahasiswa merasa kaget lantaran jumlah satpam yang melebihi peserta demo.
“Kemudian korlap (inisial A) langsung mengambil alih untuk melakukan orasi dan menyampaikan maksud dan tujuan kami datang ke depan gedung rektorat,” imbuhnya.
Menurut Camelia, karena situasi siang itu cukup panas, mahasiswa meminta satpam yang ada di lokasi agar memperbolehkan mereka menyampaikan orasi di teras rektorat. Namun, hal tersebut mendapat penolakan dari satpam.
“Sebagian satpam ada yang ikut ke tempat yang panas, tapi masih ada beberapa satpam yang masi tetap berteduh,” imbuhnya.
Kemudian mahasiswa pun melanjutkan orasi dengan posisi duduk di depan gedung rektorat.
Namun, kata dia, saat orasi masih berlangsung salah satu oknum satpam mengomentari mahasiswa yang ingin maju ke tempat yang lebih dekat dengan gedung rektorat.
“Tapi satpam itu menyampaikannya dengan emosi dengan menunjuk ke arah mahasiswa,” ujar Camelia.
“Rekan kami (inisial IM) berdiri untuk menyampaikan bahwa aksi kami aksi damai. Tapi tiba-tiba salah satu oknum satpam melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa hingga beberapa mahasiswa terkena pukulan dan tindakan aniaya,” ucap Camelia.
Aibat peristiwa tersebut, beberapa mahasiswa terluka. Ada yang luka di pelipis mata. Ada yang kena bagian rahang, juga dada. Bahkan, ada mahasiswa berinisial IM yang terkena pukulan bagian dada sempat pingsan dan dilarikan ke klinik terdekat lalu dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek.
“Saudara IM sempat divisum, tapi sekarang sudah pulang,” ujar Camelia.
“Hari ini kami berencana melaporkan kejadian tersebut ke Mapolda Lampung,” imbuhnya.
Sayangnya belum ada konfirmasi terkait berita ini dari pihak UIN Raden Intan Lampung. (tribun)