BANDARLAMPUNG � Sekitar 25 mahasiswa yang tergabung di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung (Unila) pukul 15.00 WIB tadi, menggelar aksi di Kantor Bawaslu Lampung. Dalam aksinya mereka sempat �menyegel� Kantor Bawaslu Lampung. Ini lantaran mereka menilai Bawaslu tidak tegas menindak pasangan calon (paslon) Gubernur-Wakil Gubernur Lampung yang melakukan pelanggaran kampanye.
Dalam pernyataan sikapnya dijelaskan BEM Unila menilai
Bawaslu lalai dalam penindakan politik uang. Karenanya Bawaslu diminta tegas menegakkan aturan dan mencoret paslon yang masih melakukan money politik dan kecurangan.
Sebelumnya Senin (4/6) pagi, massa yang tergabung Front Pembela Masyarakat Lampung (FPML) Senin (4/6) juga menggelar aksi di Kantor Bawaslu Lampung. Dengan membawa �keranda mayat�, mereka mendesak lembaga penyelenggara mendiskualifikasi atau membatalkan paslon Gubernur-Wakil Gubernur Lampung nomor 3, Arinal Djunaidi � Chusnunia Chalim (Nunik) di kontestasi Pilgub 2018. Alasannya paslon ini diduga terindikasi melakukan pelanggaran.
�Kami menemukan dugaan pelanggaran oleh paslon nomor 3 di kontestasi Pilkada. Untuk itu kami minta Bawaslu bertindak tegas mendiskualifikasi,� kata salah satu orator, Suwadi Romli.
Massa pun menyindir, minimnya pengawasan Bawaslu terhadap paslon Arinal � Nunik yang telah banyak menghamburkan uang dengan menggelar kampanye mengundang artis ibukota dan membagikan sarung kemasyarakat. Termasuk juga dugaan keterlibatan PT. Sugar Group Companies (SGC), dimana salahsatu pimpinannya Purwanti Lee atau akrab disapa Bu Lee, kerap mendampingi kampanye paslon tersebut.
Tak hanya itu, salahsatu tokoh Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie juga pernah menyorot keikutsertaan Arinal sebagai Cagub Lampung. Dia berharap Bawaslu bersikap tegas mengawasi dan menegakkan aturan.
�Bahkan saya minta Bawaslu membatalkan paslon nomor urut 3 Arinal-Nunik. Sebab sebagai Pensiunan PNS, mana bisa yang bersangkutan naik helikopter saat kampanye. Ini gak masuk akal,� jelas Alzier.
Dilanjutkan Alzier apa yang diperbuat Arinal selama ini tak masuk akal, jika tidak dibiayai oleh PT. SGC. �Jadi baiknya dibatalkan, didiskualifikasi,� tegasnya.
Menurut Alzier, dia sangat prihatin jika Lampung dipimpin pemimpin yang tidak memiliki wibawa. �Sebagai tokoh Lampung, miris melihatnya, mau dibawa kemana Lampung kedepan. Masak ada Cagub yang tidak berwibawa dipeluk-peluk oleh Boss PT. SGC (Purwanti Lee) di setiap ada kegiatan kampanye, mau jadi apa ini Lampung,� tuturnya lagi.
Untuk itu, Alzier yang pada kesempatan ini mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI Dapil Lampung, mengajak masyarakat memilih pemimpin yang tidak dimodali cukong-cukong. �Tulis besar-besar. Media jangan takut-takut. Harus berani memberitakan, jangan sampai nanti abis Pilgub kita diacak acak. Pilih dan cari pemimpin Lampung yang gak dimodali oleh cukong,� tandasnya.(red/net)