Buchori Muzzamil

UNTUK kesekian kalinya teror bom kembali terjadi di negeri ini. Kini ledakan�bom terjadi di Surabaya, Minggu (13/5) pagi. Ledakan bom terjadi di tiga gereja sekaligus. yakni Gereja Pantekosta, Gereja GKI dan Gereja Santa Maria.

Tentunya tindakan bom seperti ini, apapun motifnya tak dapat dibenarkan. Melakukan tindak kekerasan dengan alasan apapun, tidak akan pernah mampu menyelesaikan masalah. Malah justru akan menimbulkan serta melahirkan masalah dan kekerasan yang baru.

Namun demikian, bukan pula hal ini dijadikan alasan aparat penegak hukum, seperti Polri untuk melakukan �pembalasan�. Cara-cara yang bijak dan persuasif, sudah semestinya harus lebih dulu diutamakan dalam mengungkap akar permasalahan yang terjadi. Mengapa para pelaku bom tersebut bisa senekad itu. Polri harus benar-benar bisa mengurai akar persoalannya.

Dan ini menjadi tugas pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Pemerintah tidak boleh lagi justru mengeluarkan kalimat-kalimat yang bersifat �tantangan�. Yang malah membuat para pelaku bom, akan lebih berbuat jauh dan nekad.

Himbauan dengan melibatkan berbagai tokoh agama dan tokoh masyarakat sudah harusnya lebih digiatkan. Tentunya mereka yang benar-benar layak disebut �Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat�.

Sebab jika aksi bom ini justru terus dihadapi dengan kekerasan serupa, maka dipastikan bakal akan menimbulkan dendam. Bila ini terjadi, yang rugi tentunya adalah kita semua, masyarakat Indonesia. Dimana sesama saudara dan satu bangsa, justru malah terlibat pertikaian.(wassalam)