BANDARLAMPUNG�� Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Lampung dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten/Kota se-Lampung harus ekstra keras melakukan fungsi dan tugasnya. Terutama mengawasi pasangan calon (paslon) baik Gubernur-Wakil Gubernur ataupun Bupati-Wakil Bupati dalam melakukan kampanye.
�Pasalnya kini ada indikasi kampanye dan sosialisasi yang dilakukan para paslon dengan cara massif yakni memakai majelis taklim tertentu, misalnya menggelar Tabligh Akbar atau pengajian,� tutur Pengajar Hukum Tata Negara (HTN) Fakultas Hukum (FH) Universitas Lampung (Unila), Yusdianto, S.H., M.H.
Misalnya lanjut Yusdianto, yang dilakukan paslon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi dan Chusnunia Chalim di Lapangan Pondok Manggis Tanjung Heran, Pugung, Tanggamus, Minggu 18 Februari 2018. Dimana paslon menghadiri pengajian akbar Ustad Solmed.
Pada acara ini Arinal-Nunik mendapat dukungan dari Ikatan warga Pepadun Tanggamus. Bahkan pembawa acara juga sempat menyampaikan biografi keduanya ke warga yang hadir. Selain itu, Ustadz Solmed sempat berpromosi dan mengenalkan Arinal sebagai sosok calon gubernur yang ahli pertanian dan perkebunan.
�Cara sosialisasi paslon seperti ini harusnya sudah bisa disikapi dan diantisipasi Bawaslu atau Panwas setempat,� terang Yusdianto.
Lalu kasus lain adalah rencana Majelis Taklim Rahmad Hidayat menggelar Tabligh Akbar bersama Ustad Wijayanto, Senin 26 Februari 2018 di Masjid Alfurqon, Teluk Betung. Pasalnya untuk diketahui Ketua Majelis Taklim ini adalah Hj. Eva Dwiana yang di Komisi Pemilihan Umum Provinsi Lampung namanya tercatat sebagai tim Kampanye Paslon Gubernur-Wakil Gubernur Lampung, Herman HN-Sutono. Selain Eva, nama Ismail Saleh, S.HI., salahsatu tokoh Majelis Taklim Rahmad Hidayat tercantum sebagai anggota tim kampanye Herman HN-Sutono.
�Dan tidak menuntup kemungkinan paslon lain juga memakai cara seperti ini. Karenanya sekali lagi Bawaslu, Panwas dan KPU Lampung tidak menutup mata terhadap kegiatan seperti ini. Jika ini tidak diawasi saya pesimis pilkada yang damai, jujur dan adil dapat tercipta,� urai kandidat Doktor FH Universitas Padjajaran, Bandung ini lagi.
Seperti diberitakan Pjs. Gubernur Lampung Didik Suprayitno mengajak semua pihak melaksanakan Pilkada 2018 dengan sopan santun serta menjaga suasana kondusif. Terutama terkait berlangsung masa kampenye dari tanggal 15 Februari hingga 23 Juni 2018. Hal itu diungkapkan Didik dalam Deklarasi Kampanye Damai menuju Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung 2018, di PKOR Sumpah Pemuda Wayhalim, Minggu (18/2/2018).
Didik menyampaikan pesan Menteri Dalam Negeri bahwa bahwa faktor yang sulit dihindari dalam Pilkada adalah faktor uang.� �Politik uang sangat merendahkan martabat. Saat ini masih banyak masyarakat yang kesadaran politiknya rendah, ini yang harus dihindari untuk itu kita semua harus menjaga konduktifitas politik dan kamtibmas pemilukada,� ujar Didik.
Ketua KPU Provinsi Lampung Nanang Trenggono mengajak paslon meninggalkan praktek negatif dan menjunjung tinggi nilai Pancasila dan UUD 1945. �Pilkada 2018 harus berkualitas dan partisipasi meningkat baik berjalan dengan Luber (langsung bebas dan rahasia) dan Jurdil (jujur dan adil). Buang jauh-jauh praktek negatif dalam politik. Mari kita junjung tinggi nilai pancasila,� ujarnya.
Sementara Ketua Bawaslu Lampung, Fatikhatul Khoiriyah mengatakan Pilkada harus damai dan berintegritas. Menurutnya ada 3 point yang harus dimiliki dalam pelaksanakan Pilkada yaitu menjadikan pilkada yang benar-benar damai dan benar benar berintegritas. Kemudian, birokrasi harus netral karena potensi politisasi birokrasi luar biasa dan ketiga penyelenggara pemilu baik KPU dan Bawaslu serta jajarannya harus netral. Serta didukung peserta pemilu yang harus tertib dengan aturan main.
Apa yang diharapkan, Pjs Gubernur, KPU dan Bawaslu ini, agak berbeda dengan yang dilakukan paslon Arinal-Nunik. Ini terlihat saat mereka menghadiri pengajian akbar Ustad Solmed di Lapangan Pondok Manggis Tanjung Heran, Pugung, Tanggamus, Minggu, 18 Februari 2018.
Riana Sari selaku istri dari Arinal Djunaidi mengenalkan diri ke masyarakat yang hadir. �Pak Arinal anak seorang petani. Kuliah di pertanian dan sarjana pertanian. Pak Arinal mengabdikan diri selama 30 tahun sebagai birokrat,� ucapnya.
Dengan ingin mengabdikan diri ke masyarakat, lanjut dia, beliau menjadi calon Gubernur Lampung. �Ibu Nunik juga merupakan santri yang dua periode menjabat sebagai DPR. Dan ibu Chusnunia menjadi perempuan pertama yang menjabat Bupati di Lampung Timur,� tuturnya.
Riana menerangkan bila hajat yang diinginkan terkabul merupakan kemenangan rakyat Lampung. �Saya tidak hanya ingin jadi ibu dari anak-anak tapi bila dapat mendampingi bapak Arinal Djunaidi akan menjadi Ibu bagi masyarakat Lampung,� imbuhnya.
Ustadz Soleh Mahmud dalam ceramah menuturkan agar dalam memilih pemimpin dapat yang amanah. �Semoga Pak Arinal Djunaidi dan Mba Nunik dapat diberikan kesehatan dan kelancaran. Ibu bapak, hidup ini sebentar tidak akan lama,� ujarnya.
Solmed juga mengingatkan kepada Arinal Djunaidi � Chusnunia Chalim supaya selalu ingat kepada rakyat. �Jangan sampai nanti setelah memimpin jadi lupa dengan rakyat. Petani susah dan jangan sampai lupa. Disini ada yang calon ahli pertanian dan perkebunan yakni Pak Arinal Djunaidi,� tandasnya.(red/net)