BANDARLAMPUNG –Acara Pekan Raya Lampung (PRL) 2024 sudah beberapa hari digelar di PKOR Way Halim, BandarlLampung. Yakni mulai dibuka Rabu, 22 Mei hingga jelang dua hari Arinal Djunaidi lengser, 10 Juni 2024. Masa jabatan Arinal Djunaidi sendiri akan habis 12 Juni 2024.
Namun ternyata tidak hanya pelaksanaan PRL saja yang mengundang polemik dan protes masyarakat. Misalnya terkait harga tiket masuk yang dinilai terlalu mahal.
Tapi keluhan juga datang dari pengurus dan para atlit KONI Lampung. Alasannya gerak mereka beraktifitas dan latihan sangat terbatas. Padahal PKOR Wayhalim merupakan sarana olahraga, tempat mereka biasa beraktifitas, latihan dan berkantor.
“Ini sangat anomali. Padahal Ketua Umum KONI Lampung adalah Gubernur, Arinal Djunaidi,” ujar wartawan senior yang juga aktif di dunia olehraga Lampung, Edy Purwanto alias Don Peci, Sabtu, 1 Juni 2024.
Menurut Don Peci, dia kerap mendapat keluhan dari pengurus KONI Lampung. Mereka mengaku datang ke PKOR untuk berkantor.
“Sampai sempet harus ribut dulu. Padahal mereka ke PKOR Wayhalim berkantor, bukan ingin nonton PRL. Tapi ini susahnya bukan main masuknya,” ujar Don Peci.
Don Peci menilai, pelaksanaan PRL 2024 ini sangat membuatnya miris dibanding tahun-tahun sebelumnya. Panitia PRL terkesan tak komit pada kesepakatan keberadaan pengurus dan atlit KONI Lampung.
“Kalau sekarang, terkesan PKOR Wayhalim ini sudah milik mereka (Panitia PRL,red). Banyak yang dilarang masuk. Pakai ribut dahulu. Padahal harusnya ada kartu atau tanda khusus bagi pengurus atau atlit KONI Lampung untuk masuk area PKOR Wayhalim,” ujarnya.
Dilanjutkan Don peci, kini hampir semua atlit cabor mengeluh dan hanya bisa pasrah karena jadwal aktifitas latihan terganggu seiring pelaksanaan PRL 2024. Sebut saja, atlit cabor Kick Boxing, Muaythai, Hapkido, Sambo, Kurash, Tinju, Silat, Tarung Drajat, Wushu, Karate, Basket, Senam, Anggar, Panjat Tebing, Bisball, Soffball dan lainnya.
“Jadi jangan salahkan atlit bila nanti prestasi jeblok, seperti di ajang PON dan lainnya. Salahsatu penyebabnya karena adanya PRL 2024. Para atlit tak bisa maksimal berlatih. Semua serba terganggu. Padahal semua sarana-prasarana pendukung ada di PKOR Wayhalim,” pungkasnya.
Seperti diketahui harga masuk PRL 2024 di PKOR Wayhalim dinilai lebih mahal dibandingkan tahun sebelumnya hingga membuat banyak masyarakat merasa keberatan. Terutama bagi keluarga dengan anak-anak dan lebih memilih berwisata ketempat lain yang lebih murah.(red)