SENTUL – Mantan Sekjen Projo (Pro Jokowi) Guntur Siregar menegaskan imbauan Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) agar pendukung siap berkelahi bisa membuat situasi politik semakin gaduh. Menurut dia,�pernyataan itu terkesan provokasi.
“Tidak sepantasnya seorang presiden ucapkan pernyataan itu,” tegas Guntur Siregar dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/8).
Kata Guntur, Presiden tampak tak ingin Pilpres 2019 berlangsung aman dan damai. �Bukannya mencairkan suasana menjelang pilpres tetapi malah kesannya provokasi rakyat biar terjadi benturan antar pendukung,” tukasnya.
Kritikan juga datang dari Wasekjen DPP Partai Demokrat Andi Arief yang menganggap Jokowi telah memberi anjuran untuk perang sipil kepada pendukungnya. �Jokowi sebagai presiden di depan relawan secara eksplisit menganjurkan perang sipil. Saya sangat prihatin dengan anjuran itu,� ujarnya dalam akun Twitter�@AndiArief_.
Andi kemudian menjelaskan mengenai perang sipil yang dimaksudnya. Baginya, pernyataan Jokowi itu akan membuat pihak-pihak yang bukan relawan mempersiapkan segala sesuatu atas ancaman kekerasan serius seorang presiden lewat pendukungnya.
�Kalau sampai ada satu saja korban jatuh karena kekerasan atas perintah Presiden Jokowi, bukan tidak mungkin akan ada reaksi balik yang membahayakan hubungan antar warga negara,� jelasnya sebagaimana dilansir website indopost.co.
Menurutnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian harus segera menangkap Presiden Jokowi karena sudah memerintahkan kekerasan yang bisa mengarah perang sipil. �Ini lebih berbahaya ketimbang terorisme,� tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi dalam rapat umum dengan barisan relawan di di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu siang (4/8) meminta barisan relawan pendukung tidak mencari musuh, tapi harus siap bila harus terlibat dalam perkelahian.�(net)