BANDARLAMPUNG – �Kepolisian Daerah (Polda) Lampung menyelenggarakan acara “obrolan santai” bersama pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung dan masyarakat, di Aula Graha Wiyono Siregar, Rabu (25/4/2018). Tampak hadir Kapolda Lampung�Irjen Pol Suntana,�seluruh pasangan calon, perwakilan partai pengusung, dan unsur masyarakat serta tokoh agama maupun pemimpin ormas di Lampung.

Kapolda Lampung mengatakan kegiatan obrolan santai ini untuk memberikan kesempatan bagi masing-masing pasangan calon berkomunikasi dengan masyarakat secara santai.

“Mari kita simak bersama agar proses pilkada di Lampung berjalan damai,” kata Kapolda Irjen Suntana.

Calon Gubernur nomor urut 1 M�Ridho Ficardo mengatakan, kontestasi Pilkada jangan sampai jadi momen�yang menghambat pembangunan provinsi Lampung�yang sedang gencar-gencarnya. Harapnya, kontestasi menjadi batu loncatan�agar provinsi Lampung maju.

“Alhamdulillah Lampung juga mendapat penghargaan penanganan konflik sosial tiga tahun terakhir. Prestasi ini berkat seluruh peran stakeholder dan masyarakat. Ini jadi cerminan, ke depannya Lampung bisa Kondusif, meski kontestasi berjalan,” ujar Ridho.

Sementara itu, calon nomor urut 2 Herman HN, memiliki pandangan berbeda. Agar Pilkada berjalan dengan baik, dan tidak berujung pada konflik, ia meminta agar seluruh calon dan tim tim sukses, jangan menggunakan cara-cara transaksional seperti politik uang, tebar sembako, dan tindakan lainnya yang melanggar peraturan perundang-undangan

“Kita harus buat politik santun, makanya minta Bawaslu Gakkumdu harus awasi dengan baik, dan jaga komunikasi antar calon. Waktu 2014 ketika Pak Ridho terpilih, sebelum dilantik saya ketemu saya dia, saya legowo,” katanya.

Kemudian, calon nomor 3 Arinal Djunaidi mengaku optimis kendati Pilkada Lampung menimbulkan sedikit gesekan, tetapi akan berjalan dengan damai. “Lampung ini didominasi dengan pendatang, tapi enggak pernah ada konflik sampai�tingkat nasional,” katanya

Terakhir, calon nomor urut 4 yang diwakili Ahmad Jajuli�mengatakan, jangan sampai pada Pilkada tersebut, terjadi konflik, karena kontestasi tersebut jadi cerminan Provinsi Lampung. Karena, Pilkada juga tempat untuk merumuskan kebijakan daerah lima tahun ke depan, guna kemajuan Sai Bumi Ruwai Jurai.

“Jangan sampai ada konflik, harus berjalan damai, karena Pilkada ini baik buruknya, refleksi provinsi Lampung ” katanya.

Disisi lain, salahsatu tokoh masyarakat yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Provinsi Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie, menyesali acara obrolan santai yang digagas Polda Lampung ini. Alasannya, jalannya acara tidak sesuai dengan agenda yang ada sebagaimana termuat dalam surat undangan. Dimana adanya pandangan masyarakat terhadap pilkada damai dan demokratis, serta diskusi bersama.

�Namun agenda ini terkesan dipinggirkan, padahal dialog dan diskusi paslon dengan tokoh-tokoh masyarakat Lampung adalah sangat penting guna menyerap aspirasi masyarakat. Jika begini, terkesan acara yang digagas hanya merupakan acara seremonial biasa yang tak membawa manfaat bagi masyarakat Lampung,� tutur Alzier.(red/net)