BANDARLAMPUNG � Adanya klarifikasi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pimpinan Pusat Jaringan Karya Bersama Joko Widodo (Jangkar Bejo), Samsudin Mandja dibantah oleh M. Alzier Dianis Thabranie. Menurut Alzier, pernyataan Samsudin yang menegaskan bahwa dia bukan merupakan Pengurus Pusat Jangkar Bejo adalah tidak benar. Karenanya Alzier kini mengaku mempertimbangkan mengambil langkah hukum terhadap tudingan tersebut. Caranya melaporkan yang bersangkutan keaparat penegak hukum dengan sangkaan telah melakukan tindak pidana pencemaran nama baik terhadap dirinya.

�Saya ini ada surat Susunan Pengurus Pusat Jangkar Bejo yang dikirim langsung ke rumah di Karawaci, Tangerang oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Jangkar Bejo, Gandung Pardiman,� tutur Alzier.

Dengan demikian Alzier pun mengaku heran dengan pernyataan Samsudin Mandja tersebut.

�Untuk itu saat ini saya sedang mempertimbangkan melaporkan yang bersangkutan ke polisi terkait tindak pidana pencemaran nama baik. Saya ini bukan pengurus liar. Langsung Ketua Umum Pengurus Pusat Jangkar Bejo, Gandung Pardiman mengantarkan SK dan baju seragam ke rumah saya di Karawaci. Jadi yang bersangkutan saya harap jangan kurang ajar. Memang dia siapa. Jangan asal mangap-mangap buat berita,� tegas Alzier.

Seperti diketahui sebagai salahsatu pengurus Pimpinan Pusat Jangkar Bejo, Alzier mewacanakan duet Jokowi-Zulkifli Hasan (Zulhas) sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pilpres 2019 mendatang. �Saya rasa yang lebih pantas dan idial mendampingi Jokowi di Pilpres 2019 ya bapak Zukifli Hasan,� terang Alzier.

Lantas mengapa sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Lampung, dia tidak mendukung Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Jokowi? �Sebenarnya Airlangga bagus, tapi jika ingin bicara idial, lebih baik Zulkifli Hasan,� jelas Alzier.

Hal ini urai Alzier, semata untuk menjalin keragaman nusantara dan kebhinnekaan. Pasalnya baik Jokowi dan Airlangga berasal dari Jawa.�Sementara Zulkifli Hasan merupakan putra Sumatera.

�Jadi alangkah baiknya dipadukan. Dulu Jokowi jadi dan menang pilpres 2014 lantaran menggandeng bapak Yusuf Kalla putra asal Sulawasi. Dengan demikian, kali ini idialnya duet dengan Zulkifli Hasan, putra Sumatera. Ini pertimbangan rasional. Mengingat Indonesia masyarakat etnisnya sangat beragam,� papar Alzier.

Apalagi jika melihat pengalaman Zulkifli Hasan didunia politik yang sudah mumpuni. Beliau pernah menjabat anggota DPR RI, menteri hingga Ketua MPR RI. Selain itu beliau juga, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN).�Tentunya duet Jokowi-Zulhas sangat pas dan cocok memenangkan pilres guna meraih simpati semua golongan masyarakat,� pungkasnya.

Atas statment Alzier ini Sekjen Pimpinan Pusat Jangkar Bejo, Samsudin Mandja melakukan klarifikasi. Dalam rekaman video yang beredar, Samsudin menegaskan pernyataan Alzier mendukung Jokowi dan Zulhas tak benar. Alasannya Alzier memang menurut dia pernah diminta jadi pengarah. Tapi saat rapat, sebagian pengurus lain melarang.

Karena dia mengaku heran mengapa Alzier membuat pernyataan dukungan Jokowi dan Zulhas. Dijelaskan Jangkar Bejo lahir dari rahim Partai Golkar. Karenanya pihaknya komintmen mendukung Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mendampingi Jokowi sebagai Calon Wakil Presiden.(red)