BANDARLAMPUNG – M. Alzier Dianis Thabranie kembali angkat bicara soal keinginannya merebut kembali kursi Ketua DPD Partai Golkar Lampung. Menurutnya tekadnya ini bukan karena keserakahan. Lebih-lebih menolak adanya wajah-wajah baru guna memimpin Golkar Lampung kedepan. Tapi semata demi membenahi citra Partai Golkar yang kini benar-benar terpuruk.
“Sekarang saya tanya, ada tidak yang bisa melawan Arinal Djunaidi. Semua ada didirinya. Uangnya tak terbatas karena diback’up perusahaan besar hingga partai-partai bisa diborong. Kasus hukumnya mandek di Kejati. Bawaslu maupun KPU masuk angin tak berdaya. Padahal secara terang-terangan Arinal dan timnya termasuk pihak perusahaan menggelar sosialisasi jalan sehat, wayangan, ceramah dan lain-lain dengan cara bagi-bagi hadiah mobil, motor, traktor dan sembako. Ini benar-benar massif. Mohon maaf, rata-rata semua tokoh di Lampung termasuk tokoh agama hanya “diam” melihat ini. Lalu koran-koran besar di Lampung sudah tidak objektif lagi karena takut kue iklannya “hilang”. Apa ini yang harus kita biarkan,” tutur Alzier.
Karenanya Alzier justru mempersilakan jika ada tokoh-tokoh di Lampung yang berani melawan Arinal.
“Tapi sekarang siapa orangnya yang berani. Semua diam. Jangankan pribadi-pribadi. Sekelas lembaga resmi negara, seperti KPU dan Bawaslu tak berdaya. Media-media bisa dibungkam. Kejati Lampung buang badan. Padahal jelas Kejati beberapa waktu lalu pernah menyatakan kasus hukum yang melibatkan Arinal sudah naik ke penyidikan. Tapi sekarang bagaimana kelanjutannya?” tanya Alzier.
Untuk itu Alzier benar-benar berharap masyarakat Lampung, khususnya kader Golkar dapat melihat masalah ini secara objektif. Sebab sekali lagi ditegaskannya, tekadnya merebut kembali Ketua DPD Partai Golkar Lampung semata membenahi Partai Golkar serta membawa demokrasi Lampung dapat terwujud.
“Sekarang kalau ada yang berani melawan Arinal Cs saya siap back’up. Jangan hanya berani dibelakang. Jujur saja, saya sudah biasa tempur. Yang penting apa yang diperjuangkan kebenaran. Saya tidak mau demokrasi Lampung mati dengan hanya ada calon tunggal karena semua parpol bisa “dibeli” oleh Arinal Cs dalam pilgub Lampung nanti. Jangan dikira semua masyarakat Lampung bodoh dan bisa dibeli semua. Ini yang saya tolak. Dan saya harap semua pihak juga mendukung. Baik itu lembaga resmi seperti KPU, Bawaslu dan penegak hukum Kejaksaan dan Kepolisian. Lalu adik-adik mahasiswa, LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, perguruan tinggi, tokoh pers dan masih banyak lagi. Jangan justru bungkam lantaran sudah dapat sesuatu atau kue iklan misalnya,” tandasnya.
Alzier pun kembali menegaskan keyakinannya bahwa tekadnya ini akan terwujud.
“Saya optimis Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) DPP Partai Golkar segera digelar menyusul ditahannya Ketua Umum Setya Novanto (Setnov) oleh KPK. Nantinya saya akan menggunakan SK DPP GOLKAR Nomor : KEP-69/DPP/GOLKAR/XII/2015 masa bhakti 2015-2020 tanggal 29 Desember 2015. SK ini ditandatangani Ketua Umum, Aburizal Bakrie dan Sekretaris Jendral, Idrus Marham. SK ini yang akan kami gunakan dan syah menghadapi munaslub yang akan datang,” tuturnya.
Mengapa ? Karena lanjut mantan Ketua KADIN Provinsi Lampung tersebut, SK hasil Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) yang menetapkan Arinal Djunaidi sebagai Ketua DPD Golkar Lampung dengan cara sebelumnya melengserkan dirinya tidak syah. Banyak prosedur yang dilanggar. Sehingga hasil keputusan musdalub DPD Partai Golkar Lampung otomatis tidak berlaku dan kembali ke SK DPP Golkar Nomor KEP-69/DPP/GOLKAR/XII/2015.
Misalnya urai Alzier, kesalahan prosedur yang dilanggar adalah tidak dijalankan keputusan musdalub. Termasuk juga kebijakan yang diambil formatur, yang waktu itu dirinya juga masuk didalamnya.
“Seperti penetapan Ketua Dewan Pertimbangan DPD Golkar Lampung yang tidak di SK-kan. Padahal jelas keputusan formatur. Lalu ada lagi penetapan nama personil pengurus DPD Golkar Lampung yang tak sama dengan keputusan formatur. Ini semua dilanggar dan jelas tidak benar karena non-prosedural. Belum lagi hasil keputusan musdalub lainnya,” tandas alzier.
Atas kejadian ini, Alzier mengaku sudah melapor kepada sesepuh Golkar, Yusuf Kalla. Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie. Kepada Ketua Harian DPP Partai Golkar, Nurdin Halid serta Sekjen, Idrus Marham.
“Jadi kita tunggu saja, saya yakin ini pasti mendapat respon. Sebab apa yang saya sampaikan adalah fakta yang bisa dibuktikan,” tegasnya.(red)