METRO – Warga diminta extra waspada saat memarkirkan kendaraannya. Bukan soal kehilangan namun lebih kepada kerusakan tampilan.

Terbaru, sebuah mobil berjenis Kijang Innova seri G milik Fredy Kurniawan Sandy (27) terbaret sepanjang hingga 50cm. Diduga baretan tersebut sengaja dilakukan oleh oknum juru parkir (jukir) yang berjaga di Warung Makan Mie Aceh.

Fredy menyampaikan, baretan pada mobilnya tersebut diketuai usai dirinya selesai menyantap makanan di Mie Aceh, Senin (26/11/2018).

“Saya ke Mie Aceh janjian dengan orang untuk konfirmasi berita. Setelah selesai saya langsung pergi. Tapi waktu mobil saya jalan ada suara seperti membentur benda keras di body sebelah kanan. Saya hiraukan karena buru-buru mau Sholat Dzuhur,” ujar Fredy yang juga sebagai jurnalis di salah satu Surat Kabar Harian (SKH) di Kota Metro.

Setelah sampai Mushola, ia melihat ada bekas beretan sepanjang 50 cm di body sebelah kanan mobilnya. Ia pun langsung kembali menemui jukir Mie Aceh untuk menanyakan hal tersebut.

“Juru parkir itu tidak mengaku. Malah dia marah saat saya coba klarifikasi soal baretan di mobil saya. Padahal, saat saya keluar dari Mie Aceh, saya lihat dari spion dia memegang body mobil saya. Saya rasa dia kesal karena saya tidak membayar parkir. Karena saya merasa tidak parkir di wilayahnya, tetapi di badan jalan,” jelasnya.

Tidak terima dengan jawaban jukir tersebut, Fredy pun meminta pihak Mie Aceh menerangkan status jukir tersebut. Ternyata Mie Aceh mempekerjakan jukir tersebut untuk mengatur kendaraan konsumen. Sedangkan uang yang diterima jukir diserahkan kepada Mie Aceh.

“Artinya kan dia (Jukir, red) kerja di Mie Aceh. Sudah digaji kan. Kalau pun saya tidak bayar, saya sudah memesan makanan di sana. Toh Mie Aceh menerapkan sistem pajak parkir, bukan redistribusi parkir. Kenapa karena uang dua ribu rupiah sampai mobil saya dibaret,” sesalnya.

Ia berharap kejadian tersebut tidak kembali menimpa konsumen lain yang singgah di Mie Aceh. Pun pihak Dishub dapat mengevaluasi para penyedia jasa parkir di Kota Metro.

“Kalau dibilang rugi jelas rugi. Tetapi bukan soal ganti rugi yang saya bahas sekarang. Melainkan jangan sampai kejadian ini terulang lagi. Kedepannya Dishub harus mengevaluasi kinerja jukir yang di pekerjaan rumah makan atau tempat usaha lainya di Kota Metro. Jangan sampai terjadi lagi perbuatan seperti ini. Jangan sampai korbanya itu orang luar Metro. Bisa merusak image Kota Metro sebagai kota Pendidikan, wisata keluarga yang berbasis ekonomi kerakyatan,” tukasnya. (Arby)