LAMPUNG � Tiga orang meninggal dunia usai mengonsumsi pisang goreng yang diduga tercampur obat pembasmi semut.
Pasangan suami isteri, Dikin (80) dan Tayem (75005) tak selamat meski medis sempat berupaya menyelamatkan nyawanya.
Warga Kampung Totokaton, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah ini meninggal karena diduga keracunan pisang goreng yang tercampur dengan obat pembasmi serangga, Selasa (17/1/2023).
Selain mereka, seorang kerabat korban, Ade Noviardi (33) juga meninggal dunia karena memakan pisang goreng yang sama ketika takziah di rumah korban.
Dikin dinyatakan meninggal dunia pukul 16.00, Tayem pukul 16.40, dan Ade pukul 21.30 WIB.
Camat Punggur Sukistoro mengatakan pihaknya bersama petugas kepolisian langsung melakukan tindakan terkait peristiwa yang menimpa kedua lansia tersebut.
“Itu suami istri sudah tua semua di rumahnya dia goreng pisang. Kemungkinan tepungnya itu keliru. Intinya keracunan. Yang dikira tepung ternyata obat semut,” kata Sukistoro, Kamis (19/1/2023).
Dia mengatakan jenazah korban tidak diautopsi karena pihak keluarga menolak. “Kami langsung datangi, bersama jajaran polsek, sampai cekcok karena pihak keluarga menolak untuk dilakukan outopsi. Jadi hanya fisum dan keterangan dokter keracunan,” kata dia.
Lebih lanjut, Sukistoro mengatakan seorang kerabat korban yang juga tewas setelah menyantap pisang goreng di rumah korban, merupakan kelurahan Purwosari, Kota Metro.
“Jadi begitu dikabari bahwa keluarganya ada yang meninggal, para kerabat berdatangan. Nah mereka juga memakan pisang yang sebelumnya di makan oleh pak Dikin dan Ibu Tayem. Bareng-bareng mereka juga makan, satu kerabat ada yang meninggal juga setelah makan pisang goreng itu,” kata dia.
Empat orang yang diduga mengalami keracunan dirawat intensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jenderal Ahmad Yani Metro, Rabu (18/1).
Mereka adalah S (49) warga Lampung Tengah, AS (66) warga Metro Utara, J (42) warga Punggur dan AJ (36) warga Metro Utara.
Salah satu korban, AS (66) warga Metro Utara menjelaskan, pihaknya bersama empat korban lainnya sedang melakukan takziah di rumah kerabat yang berada di Punggur, Lampung Tengah.
Dalam takziah tersebut, ia dan korban lainnya memakan pisang goreng yang memang disuguhkan oleh keluarga kerabatnya tersebut.
“Pisang goreng itu baunya wangi mas, tidak tahu itu pisang apa. Karena memang disuguhkan ya kita makan saja,” jelasnya.
Awalnya setelah memakan pisang goreng tersebut, tidak terjadi hal aneh pada tubuhnya. Namun, tak berselang lama ketika hendak pulang dirinya merasa pusing dan mual.
“Pas bangun itu kepala saya pusing dan mual. Yang lain juga sama seperti itu. Lalu kami dibawa ke sini (RSUD A Yani),” ucapnya. (lpc/sc)