KRUI – Media cetak dan online di Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), mempertanyakan besar anggaran publikasi di Sekretariat Dewan (Setwan) Kabupaten setempat.
Pasalnya sekretariat dewan terkesan menutup-nutupi dari media yang selama ini melakukan peliputan di pemkab setempat.� Bahkan, Sekretaris Dewan Pesibar, Lekat Maulana berkilah� tidak tahu berapa anggaran pertahun yang dikucurkan untuk publikasi dan enggan berkomentar lebih, dirinya mengarahkan para awak media yang bertanya untuk menemui Kepala Bagian (Kabag) Umum Nasrudin, agar mendapat keterangan lebih rincin.
�Kalau masalah pembayaran oplah koran, iklan dan advetorial saya tidak tahu, coba temui dulu kabag umum nasrudin, karena saya sudah limpahkan semua urusan publikasi kepada Kabag Umum. Kalau masalah berapa dananya ya kita nggak bisa nerka-nerka, dan semua sesuai dengan kebutuhan yang memerlukan, jadi urus aja semua sama kabag, semua yang pegang urusan pembayaran koran, advetorial, iklan ataupun publikasi ya ke Pak Nasrudin aja,� jelasnya.
Sementara� saat dikonfirmasi, Nasrudin berkilah dirinya tidak tahu menahu terkait anggaran, semua anggaran termasuk anggaran publikasi yang mengelola adalah sekertariat dewan (sekwan).
“Saya disini baru beberapa bulan menjabat, jadi masalah publikasi saya kurang paham dan tidak tahu menahu kalo kuehnya itu yang tau sekwan berbaginya kemana, jadi saya hanya menjalankan perintah, apa kata sekwan ya saya ikuti,” ujarnya.
Tragisnya lagi ada dugaan pungli yang dilakukan� Sekretariat Dewan terhadap awak media saat pembayaran Oplah koran.
“Setiap pencairan uang� koran, wartawan selalu menandatangani berkas dengan materai 6000 dengan nominal Rp.3.300.000. Tetapi entah kenapa hanya Rp.2.200.000 dan terkadang Rp.2.400.000 saja yang dibayarkan. Anehnya lagi untuk pembayaran dilakukan oleh staf honor, seharunya pembayaran dilakukan oleh bendahara bukan oleh staf honor,” ungkap beberapa wartawan media cetak yang ditugaskan di Kabupaten Pesibar.
Dilanjutkan, bukan hanya oplah koran saja yang dipotong,� anggaran iklan dan advetorial juga ada dugaan pemotongan yang dilakukan sekeratariat dewan.
“Anggaran iklan dan advetorial aja di potong, apalagi oplah koran bulanan. Bisa kita cek di SPJnya dan berapa yang kami terima. Saya rasa anggaran publikasi media elektronik juga ada pemotongan,” ujar wartawan itu. (Agus).