MESUJI – Dibanding tahun 2018, Penghasilan Taman Keanekaragaman Hayati Kabupaten Mesuji meningkat di tahun 2019.

Hal tersebut dikatakan Sekertaris Badan Pendapat Keuangan dan aset Daerah (BP2KAD), Hendra Cipta.

Kata dia, di anggaran tahun 2019 target penghasilan Taman Kehati hanya Rp800 juta yang ditargetkan dalam Pendapatan Asli Daerah.

“Akan tetapi, di bulan ini sudah melebihi yang ditargetkan, sekitar Rp1,7 miliar yang sudah masuk kas daerah,” ucap Hendra Cipta kepada BE1 Lampung, Rabu (19/6/19).

Sementara itu dibandingkan di tahun 2018, yang dihitung dari bulan Juli sebanyak 210 juta dana yang masuk di pendapat asli daerah. Pendapatan tersebut di atur dalam peraturan daerah (Perda) No 1 dan 2 tahun 2018 yang mengatur jasa usaha dan penghasilan.

Pendapatan tersebut dihasilkan dari retribusi, tiket masuk Taman Kehati, yang dipatok Rp10 ribu per tiket, serta ditambah sewa tempat kuliner, gedung serba guna yang dipatok harga sewa Rp25 juta perhari, guess house Ro350 sampai Ro500 ribu perhar,” jelasnya.

Saat disinggung dengan anggaran perawatan Hendra cipta, menjelaskan untuk anggaran perawatan sendiri sudah dianggarakan oleh dinas terkait BPLH sebanyak Ro600 juta meliputi kebersihan, operasional, pengadaan pakan satwa, serta pembelian kaporit.

Sementara menurut keterangan yang enggan di sebutkan namanya, banyak hewan satwa yang mati di Taman Kehati, seperti, ular dan anak rusa. Taman juha kotor seolah tidak terawat.

Pernyataan tersebut pun dibantah oleh kepala UPTD Taman Kehati, Rama.

“Hanya Ular pemberian masyarakat yang mati, akibat luka di bagian kepala. Kalau satwa lainya aman, karena kita salalu bekerja sama dengan bidang pertenakan, dinas pertanian, setiap ada keluhan pada pemeliharaan satwa. Kami sudah siapkan dua dokter hewan,” bantahnya.

“SEmentara itu untuk kebersian sendiri, kami pun setiap sore selalu membersihkan, bekerja sama dengan pihak kebersihan, Pol PP, serta para pedagang,” pungkas Rama. (Hendy)