LAMPUNG TENGAH – Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto menghadiri Senam �Gotong Royong� Bulan Bhakti Karang Taruna (BBKT) dan Perayaan HUT� Karang Taruna yang ke 58 di Lapangan Merdeka Kampung Adijaya, Minggu (30/9) kemarin.

Ketua Umum Karang Taruna Lampung Tengah Hj. Helmiyati mengatakan, berkumpulnya seluruh pengurus Karang Taruna itu dalam kegiatan Bulan Bhakti Karang Taruna (BBKT) 2018, yang telah berlangsung sejak tiga hari lalu, �Jum�at-Minggu (28-30/9/18).

�Pada hari Sabtu (29/9) kita� adakan perlombaan perlombaan dan santunan santunan. Diantaranya perlombaan modifikasi motor yang diikuti oleh kabupaten dan kecamatan se-Provinsi Lampung,� katanya.

Di hari puncak� kegiatan BBKT, Minggu (30/9/2018), dihadiri Ketua Karang Taruna Provinsi Lampung, Dendy Ramadhona, Ketua Karang Taruna Lamteng, Hj. Helmiyati Yunizar, bersama ribuan masyarakat, tumpah ruah di lapangan bersama Bupati Loekman mengikuti senam “Gotongroyong”, Pembagian doorprize dan hiburan gratis yang di bintangi artis Jakarta Oji Sahputra dan Popo Academi Indosiar. �Dilanjutkan bedah rumah, bagi keluarga kurang mampu di Kampung Adijaya, dan menanam seribu pohon,� ungkapnya.

�Keberadaan organisasi kepemudaan Karang Taruna ditengah-tengah masyarakat, diharapkan dapat lebih bermanfaat dengan mengeluarkan ide-ide kreatifnya demi mendukung pembangunan daerah.,� jelas Bupati Lamteng, Loekman Djoyosoemarto, dihadapan seluruh pengurus.

Menurut Loekman, budaya kerjasama gotongroyong adalah warisan budaya asli bangsa Indonesia yang harus terus dilestarikan. Karena didalamnya banyak sekali manfaat, yang berguna dan bermanfaat bagi semua orang, selain juga sebagai sarana perekat persatuan dan kesatuan.

”Kita ketahui, gotongroyong merupakan ciri khas budaya bangsa kita sejak dulu, nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, sebagai bagian dari sistem nilai budaya bangsa, yang perlu dilestarikan, guna memperkuat integritas sosial masyarakat,” terangnya.

Ditambahkannya, saat ini tidak mudah untuk melestarikan dan mempertahankan semangat gotongroyong, karena masyarakat saat ini cenderung semakin individualis dan saling berkompetitif, serta lebih menonjolkan persaingan daripada� kebersamaan.

”Kita harus tetap terus berupaya untuk melestarikan budaya gotongroyong, agar semangat gotongroyong dan kebersamaan tetap terus membudaya, mengakar dan melembaga dalam kehidupan bermasyarakat,” harapnya. (Asp)