PESAWARAN – Masyarakat Desa Tanjung Rejo Kecamatan Waykhilau Kabupaten Pesawaran akhirnya melaporkan secara resmi dugaan penggelapan Raskin dan kecurangan pada bangunan rabat beton yang diduga dilakukan kepala desa setempat, Sugiono.
Laporan ini merupakan action langsung masyarakat sesuai dengan arahan DPRD dan Inspektorat Pemkab Pesawaran beberapa waktu lalu.
“Hari ini kami menyerahkan surat laporan kepada DPRD dan juga inspektorat. Di DPRD tadi kami serahkan surat kami di bagian umum. Katanya, dari bagian umum akan diteruskan ke komisi I,” ungkap perwakilan warga di desa setempat yang enggan disebut namanya. Rabu (29/8) .
“Kami berharap pihak Dewan dan juga Inspektorat dapat segera bertindak dan menjalankan tugasnya dengan baik. Atas nama masyarakat Tanjung Rejo, kami minta keadilan,” tambahnya.
Sementara Ketua Komisi l DPRD Pesawaran Yusak SH., MH mengatakan akan mempelajari terlebih dahulu surat laporan tersebut.
“Nanti kita lihat dan pelajari suratnya. Saat ini saya masih di Bandar Lampung. Yang pasti kalau memang masalah rabat beton yang tidak sesuai nanti kita minta itu semua diperbaiki. Bila perlu nanti kita minta Komisi III cek, karena itu juga masuk ke dalam bidangnya Komisi III,” kata Yusak.
Senada dituturkan oleh Sekretaris Inspektorat� Pesawaran Muhammad Aseva. Ia membenarkan telah menerima surat tersebut dan akan segera menindaklanjuti laporan tersebut.
“Ya suratnya sudah kami terima. Kita akan akomodir semua. Secepatnya akan kami tindaklanjuti.” singkatnya.
Sebelumnya diberitakan Kepala Desa Tanjung Rejo Sugiono diduga menggelapkan Raskin sebanyak 1,3 ton pada periode 2017 lalu.
“Faktanya tidak semua warga mendapatkan Raskin. Hanya beberapa warga yang memiliki kartu pembagian raskin saja bisa mendapatkan. “Sekarang bagi raskin pakai kartu, jadi yang ada kartu bisa dapet raskin. Tapi yang ada kartu juga kadang nggak kebagian raskin, apalagi yang tidak mempunyai raskin,” ungkapnya.
Hal itu juga yang sempat membuat kalangan ibu-ibu mendemo,� menuntut kejelasan pembagian Raskin tersebut. Namun sayang tidak ada satupun pihak Desa yang dapat memberikan keterangan terkait masalah.
Selain itu, pembangunan rabat beton tahun anggaran 2017 juga dipertanyakan, mengingat kualitasnya yang tidak sesuai harapan.
“Baru tiga bulan jadi sudah pada bolong bolong semua. Soalnya pengerjaannya ditimbun pakai tanah, gak sesuai sama standar,” pungkasnya (don)