METRO -� Kualitas pekerjaan sejumlah proyek yang dianggarkan APBD Pemerintah Kota (Pemkot) Metro tahun anggaran 2019 sangat jauh dari harapan. Lemahnya fungsi pengawasan dari Dinas terkait diduga menjadi faktor utama buruknya mutu pekerjaan.

Salah satunya yaitu pembangunan peningkatan jalan yang berada di pusat kota, tepatnya pembangunan ruas jalan Imam Bonjol yang membentang dari bundaran Tugu Pena hingga Terminal Kota Metro.

Seyogyanya, pemerintah melalui instansi terkait memperketat pengawasan sehingga pekerjaan proyek tersebut dapat menghasilkan kualitas yang maksimal. Namun sebaliknya, pengawasan lapangan yang telah ditugaskan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang setempat seakan tidak tahu tugas pokok dan fungsi sebagai pengawas.

�Ya benar saya yang mengawasi pekerjaan proyek jalan itu. Tapi saya tidak tahu apa- apa tanyakan saja langsung ke PPK atau pemborongnya. Benar saya sebagai pengawasnya langsung saja ke PPK, � ucap Daut selaku pengawas lapangan pada Dinas tetsebut, Kamis (5/9/2019).

Saat dikonfimasi melalui sambungan Telpon, petugas PPK pada Dinas PU dan Tata Ruang Kota Metro, Fajar tidak mengangkat walau pun telepon dalam keadaan aktip.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah masyakarat menyebut pekerjaan peningkatan Jalan Imam Bonjol Metro Pusat yang membentang dari bundaran Tugu Pena hingga ke terminal kota terbangun sia-sia.

Pekerjaan peningkatan jalan tersebut diprotes warga lantaran kualitasnya dinilai buruk dan tidak tepat sasaran.

Prima Permana (36) salah seorang warga yang melintas jalan tersebut menilai, pekerjaan peningkatan jalan Imam Bonjol terkesan sia-sia.

“Sia-sia aja ini mah, kan jalan masih bagus malah di lapis begini. Harusnya bagus ini malah jelek, kalo kualitas saya kurang tau ya karena bukan bidang saya, tapi kalo sepintas begini memang saya liat kurang bermanfaat. Ya semua masyarakat bisa menilai kok, mending pemerintah bangun yang bermanfaat yang menjadi prioritas dari pada jalan bagus terus di bangun, mending bangun jalan yang rusak,” ucapnya ketika diwawancarai awak media saat melintas jalan Imam Bonjol, Rabu (4/9/2019).

Selain itu, warga lainnya juga menyebutkan bahwa proyek tersebut diduga siluman. Warga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) setempat untuk mengevaluasi kembali setiap perencanaan proyek pembangunan di Bumi Sai Wawai.

“Saya mencurigai ini proyek siluman karena tidak ada papan informasi pekerjaan, dan terkesan asal jadi. Seharusnya ini tugas pemerintah Kota melalui dinas terkait untuk mengecek setiap pekerjaan yang cendrung merugikan,” ucap Gunawan (46) warga Metro Pusat.

Sementara itu, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemerhati Kinerja Aparatur Negara (Perkara) DPD Provinsi Lampung, Hendrik, SH menilai bahwa seharusnya pemerintah intens dalam melakukan pengawasan terhadap setiap proses pekerjaan.

“Seharusnya ini di evaluasi, karena terkesan menghamburkan uang. Masak jalan masih bagus, mulus, di lapis lagi tapi lapisannya terkesan asal-asalan begini,” kata Hendrik

Ia meminta aparat penegak hukum untuk tanggap terhadap setiap hasil pekerjaan yang diduga merugikan negara.

“Aparat penegak hukum Kepolisian, Kejaksaan seharusnya tanggap untuk menyoroti kualitas pekerjaan di Metro, agar masyarakat metro dapat merasakan dampak dari pembangunan yang baik. Bila perlu KPK juga menyoroti kenapa kualitas pekerjaan di Metro buruk,” ucapnya.

Ia berharap Walikota Metro Achmad Pairin dapat turun langsung untuk meninjau lokasi hasil pekerjaan dan mengecek kualitas jalan.

“Kami berharap walikota meninjau ulang dan mengevaluasi setiap pekerjaan yang ada di metro. Yang jelas kita siap mendukung semua kebijakan walikota ketika itu benar dan berpihak ke masyarakat,” tandasnya. (Arby)