PESAWARAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesawaran menghimbau masyarakat untuk menerapkan gerakan 3M, yakni Mengubur, Menguras dan Menutup untuk mengantisipasi perkembangbiakan wabah nyamuk penyebar penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di sekitar halaman rumah.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran Harun Tri Joko diwakili Sekertarisnya Widodo, mengatakan, masyarakat harus melakukan gerakan bersama menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggalnya, agar terhindar dari perkembangbiakan nyamuk penyebar penyakit DBD.

“Tindakan preventif membersihkan lingkungan melalui gerakan 3M, yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat,” ungkapnya, Rabu (30/1).

“Yang paling bahaya, masyarakat yang memiliki pohon cokelat. Ketika membuka kulitnya dibiarkan terbuka, sehingga dapat menampung air hujan. Itulah yang membuat nyamuk penyebar DBD dapat berkembang biak,” jelasnya.

Dirinya juga menambahkan, masyarakat diminta melakukan segala bentuk kegiatan pencegahan, seperti menaburkan bubuk abate, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, dan kelambu saat tidur.

“Kalau dari pihak kami juga telah melakukan pengasapan dan pembagian abate di kawasan yang merupakan endemis DBD. Pengasapan juga sebenernya bukan menjadi cara pencegahan karena yang terpenting adalah kesadaran masyarakat untuk melakukan pembersihan lingkungan,” paparnya.

“Kalau ada masyarakat yang terkena DBD, silahkan dirawat di RSUD Pesawaran, karena segala biayanya di tanggung semua oleh pemerintah,” tambahnya.

Widodo juga menjelaskan, kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan itulah yang sangat penting guna mencegahan perkembangan nyamuk Aedes aegypti, terutama pada musim penghujan dan pancaroba saat ini.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Pesawaran, Dr. Aila Karius mengatakan, sampai akhir bulan Januari 2019 pihaknya telah menerima 148 kasus DBD.

“Kasus di awal tahun ini meningkat drastis dari tahun sebelumnya. Kalau di tahun sebelumnya itu dalam 1 tahun kita hanya menerima 232 kasus,” jelasnya. (Don)