LAMPUNG TIMUR -� Pasca aksi demo yang dilakukan siswa-siswi SMKN 1 Bumiagung, akhirnya pihak sekolah menempuh jalur mediasi dengan Disdikbud� Provinsi Lampung, Rabu (26/9/2018).
Dalam rapat mediasi itu disimpulkan kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa harus menjadi prioritas, evaluasi kinerja dan pembinaan.
Kepala UPTD Wilayah II Disdikbud Provinsi Lampung Drs.� Joko Santoso berharap aksi kemarin bisa dijadikan momentum memperbaiki dunia pendidikan, khususnya di SMKN 1 Bumiagung agar menjadi lebih baik.
“Meskipun belum final, untuk tuntutan para siswa tentu akan kita penuhi dengan melakukan komunikasi yang aktif terhadap para guru dan kepala sekolahnya sendiri dan kami kedepan akan terus melakukan proses pengawasan dan evaluasi,” ungkapnya.
Dia menambahkan, dengan semangat yang sama marilah kita bangun SMKN 1 Bumiagung dengan mempersiapkan kader-kader terbaik Lampung Timur.
“Dengan dilibatkannya beberapa stakeholder hari ini dari unsur pendidikan, unsur Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dan kepolisian, artinya kita memiliki cita-cita yang sama. Oleh karena itu, saya berharap kepada sepuluh dewan guru honorer yang kemarin sempat cuti agar saling memaafkan dan bisa kembali mengajar dan kepala sekolah bisa lebih rajin lagi datang ke sekolah, meskipun kami tetap akan melakukan tela’ah terhadap kinerja kepala sekolah dengan tahap pertama yaitu pembinaan,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Kepala SMKN 1 Bumiagung Endro Subroto menyampaikan permohonan maaf atas kejadian beberapa hari lalu. Dia mengungkapkan akan mengambil hikmah kejadian tersebut.
“Dengan kejadian ini, saya siap menjadikan SMK Bumiagung lebih baik kedepan dan akan memperbaiki sistem yang ada, serta membangun komunikasi yang baik,” pungkasnya.
Hadir dalam rapat mediasi tersebut Camat Bumiagung Edy, babinkamtibmas, Kepala Desa Mulyoasri dan para guru honorer.
Diberitakan sebelumnya, ratusan siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur melakukan aksi demo, di halaman sekolah setempat,� Senin (24/9/2018). Mereka menuntut dua oknum kepala sekolah dan guru berinisial LA di pindahkan dari sekolah, karena dinilai para siswa-siswi berlaku sewenang-wenang.
Aksi demo tersebut, merupakan bentuk menyalurkan aspirasi siswa yang telah kadung kecewa, karena adanya dugaan telah memotori sejumlah guru honorer yang diduga dinonaktifkan supaya kembali lagi ke SMKN 1 Bumi Agung.
Para siswa siswi merasakan keberatan atas dikeluarkannya sejumlah guru tersebut. Pasalnya, keberatan para siswa siswi itu tak digubris oleh pihak sekolah.
Ratusan siswa-siswi SMKN 1 Bumi Agung tersebut mulai mengelar demo sekitar pukul 09.00 WIB. Selain mengacung acungkan poster, mereka juga menyampaikan orasi.
Dalam orasinya para siswa dan siswi kelas XI dan XII tersebut menuntut salah satu oknum guru berinisial LA untuk dipindahkan dari sekolahan tersebut karena telah bertindak sewenang-wenang.
“Kami tidak mau guru baru, kami mau guru yang lama, pindahkan LA dari SMK, kepala sekolah (red, Hendro) juga tidak pernah masuk keluar saja dari SMK,” ujar salah satu siswa.
Pada orasi itu para siswa tersebut juga mengancam jika tuntutan mereka tidak dikabulkan, maka mereka akan melakukan demo yang lebih besar lagi bahkan dengan membawa orang tua mereka. Demo lebih besar lagi bukan hanya akan dilakukan di sekolah tetapi hingga Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.
“Jika tidak segera keluar kami akan mengajak orangtua kami untuk demo bersama-sama bahkan sampai ke dinas pendidikan provinsi,” teriak mereka� lagi.
Setelah beberapa saat berorasi sejumlah perwakilan siswa kemudian di terima salah seorang guru SMKN 1 Bumi Agung, Marsudi. Selain Marsudi terlihat juga hadir Camat Bumi Agung.
Sementara Kepala SMKN 1 Bumi Agung, Endro Subroto sama sekali tak nampak batang hidungnya. Di hadapan perwakilan siswa itu Marsudi menyampaikan akan mencoba untuk memediasi kemelut yang terjadi di SMKN 1 Bumi Agung. Sampai berita di muat, belum ada komentar dari dua oknum PNS tersebut. (fer)