Lampung Timur ��Pemerintah Kabupaten (Kabupaten) Lampung Timur melalui Dinas Pertanian memberikan bantuan alat handtracktor ke sejumlah kelompok tani (Gapotan). Namun, bantuan tersebut diduga��bermasalah. Rumornya, bantuan digelapkan oleh oknum kades di kabupaten tersebut.
Sejumlah petani dan anggota Gapotan menyatakan, bantuan yang diberikan oleh Dinas Pertanian diduga akan digelapkan oleh oknum kepala desa di Kabupaten Bumi Tuwah Bepadan ini.
Sebab, �ada kelompok tani yang harusnya menerima bantuan tersebut namun tidak menerimanya. Bahkan kelompok tani tersebut tidak merasa mengeluarkan stempel dan dokumen lainnya untuk persyaratan pengambilan bantuan itu.
�Jadi permasalahan ini juga menyangkut pemalsuan dokumen administrasi kelompok tani, dan dugaan penggelapan bantuan berupa handtractor,� kata seorang perwakilan Gapoktan, Sabtu (29/9/2018).
Lebih lanjut, kata dia, kelompok tani Ngudi Makmur 4 desa Sripendowo Kecamatan Bandar Sribawono, ketuanya Eko Sarwanto. Namun begitu mengajukan handtraktor, penerima menjadi Ngadiyo (Kades, Red).
�Pada saat penerimaan saudara Eko Sarwanto tidak diberi tahu. Padahal ada. Saat pengambilan handtraktor kan harus mengisi data kelompok, dan menggunakan stempel kelompok. Dan Kades diduga membuat stempel palsu untuk pengambilan handtraktor tersebut, Dan kenapa sampai hari ini handtraktor belum diberikan ke kelompok tersebut,�bebernya.
Sementara dilansir dari sejumlah situs media online, Kepala Desa Sripendowo, Kecamatan Bandar Sribhawono, Ngadiyo tak mau berkomentar banyak. Ia meminta wartawan bertanya ke dinas pertanian Kabupaten Lampung Timur..
�Kemaren itu semua orang dinas, dari Kodim dari Polres sudah ke rumah semua. Makanya kalau mau konfirmasi ke dinas. Apa keterangan dari dinas nanti ada kejelasan. Tanya aja dulu ke dinas. Ke Pak Sigit atau Pak Heri itu lebih jelas nanti malahan,� katanya.
Terpisah Kadis Pertanian Kabupaten Lamtim Yusuf membenarkan terkait kelompok tani Ngudi Makmur 4, Desa Sripendowo, Kecamatan Bandar Sribhawono telah mendapatkan bantuan berupa handtractor yang sudah diambil oleh kepala desa, dengan alasan kelompok tani yang bersangkutan sedang study tour ke Jawa Barat.
�Ya betul, jadi waktu itu mereka itu study tour ke Jawa Barat kalau nggak salah.��Sehingga waktu itu di legilasikan ke pak kepala desa. Jadi pak kades itu cuma ngamanin aja, tapi gak tau kalau sampe sekarang masih ditahan sama pak kades (handtraktor, red) tapi kita sudah menurunkan tim ke lapangan,� katanya.
Di lain waktu, Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur 4, Desa Sripendowo membenarkan terkait bantuan handtractor yang tidak sampai di kelompoknya. Namun ketua kelompok tersebut tidak mau banyak komentar saat di konfirmasi wartawan.
Namun ia membantah bahwasanya mereka sedang jalan� jalan atau study tour pada saat pengambilan handtraktor tersebut.
�Kelompok kami memang dapat. Tapi belum sampai ke kelompok kami, gak pernah pak. Selama ini juga belum pernah study banding. Kelompok aku ini kan masih baru ya, karena kelompok yang dulu sempat vakum. Terbentuknya kelompok kami Oktober 2017. Jadi Oktober 2018 ini sudah setahun, jadi study banding belum pernah,� katanya.�(Fer)