BANDAR LAMPUNG – Kota Bandar Lampung, yang berkembang pesat sebagai pusat ekonomi dan urbanisasi di Provinsi Lampung, menghadapi tantangan lingkungan yang semakin serius, terutama terkait minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Selain berfungsi sebagai paru-paru kota, RTH memiliki peran penting dalam mengurangi polusi udara, menurunkan suhu, dan menyediakan ruang rekreasi bagi masyarakat. Hal ini semakin mendesak mengingat Bandar Lampung sering dinobatkan sebagai salah satu kota dengan suhu terpanas di Indonesia. Pada Oktober 2023, suhu di kota ini tercatat mencapai 38�C, menjadikannya salah satu yang terpanas di negara ini.
Guntur Muhammad R. Aktivis Lingkungan dan Tokoh Pemuda Lampung (Minggu, 27/9/2024) mengungkapkan, saat ini RTH di Bandar Lampung hanya sekitar 4,5% dari total luas kota, jauh dari standar 30% yang diwajibkan oleh Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Penurunan RTH ini diakibatkan oleh kebijakan alih fungsi lahan hijau untuk pembangunan infrastruktur dan permukiman, memperburuk kondisi lingkungan kota. Dampaknya, fenomena “urban heat island” semakin parah, suhu kota terus meningkat, dan kualitas udara memburuk, ujarnya.
Guntur menambahkan bahwa tidak hanya itu, Bandar Lampung juga sering dilanda banjir akibat buruknya resapan air dan terbatasnya daerah hijau.
Selama tahun 2022, tercatat 27 kejadian banjir di berbagai kecamatan, dan kondisi ini semakin memburuk pada 2023. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah pembangunan taman di kawasan padat lalu lintas dan padat penduduk. Selain berfungsi sebagai penyerap polusi udara dari kendaraan bermotor, taman-taman ini juga membantu menurunkan suhu lokal, meredam kebisingan, serta memberikan ruang rekreasi dan istirahat bagi masyarakat.
“Untuk merealisasikan solusi ini, pemerintah kota perlu memperkuat komitmen dalam memperluas dan melindungi RTH. Kebijakan ini harus diintegrasikan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan didukung oleh kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Hanya dengan langkah nyata, Bandar Lampung dapat menjadi kota yang lebih sejuk, nyaman, dan ramah lingkungan bagi generasi mendatang,” tutup Guntur.
(Iman/Rilis)